Jakarta (pilar.id) – Pada 8 April 1994, dunia musik rock diguncang oleh kabar duka. Kurt Cobain, vokalis grup band Amerika Serikat, Nirvana, ditemukan tewas di kediamannya di Seattle.
Dia diduga bunuh diri dengan menembakkan senapan ke kepalanya. Jenazahnya ditemukan oleh seorang tukang listrik yang hendak memperbaiki instalasi di rumahnya. Di sampingnya, ada selembar surat yang ditulis dengan tinta merah.
Kurt Cobain adalah salah satu ikon gerakan grunge, aliran musik rock yang berasal dari Seattle pada akhir tahun 1980-an. Bersama Nirvana, dia menciptakan lagu-lagu yang menggambarkan kerentanan, kesedihan, dan kemarahan generasi muda saat itu.
Album Nevermind yang dirilis pada 1991 menjadi salah satu album terlaris sepanjang masa, dengan lagu andalannya Smells Like Teen Spirit.
Namun, di balik kesuksesannya, Kurt Cobain mengalami berbagai masalah pribadi. Dia mengidap depresi dan kecanduan heroin. Dia juga sering berselisih dengan istrinya, Courtney Love, yang juga seorang musisi.
Pada bulan Maret 1994, dia sempat koma di Roma akibat overdosis obat-obatan. Beberapa minggu kemudian, dia melarikan diri dari pusat rehabilitasi di Los Angeles dan kembali ke Seattle.
Banyak orang yang meragukan bahwa Kurt Cobain benar-benar bunuh diri. Ada yang menduga bahwa dia dibunuh oleh orang lain, atau bahwa suratnya dimanipulasi oleh Courtney Love.
Namun, polisi dan ahli forensik menyatakan bahwa tidak ada bukti keterlibatan pihak ketiga dalam kematian Kurt Cobain. Dia meninggal pada usia 27 tahun, sama seperti beberapa bintang rock lainnya seperti Jimi Hendrix, Jim Morrison, dan Janis Joplin.
Sebagai musisi paling berpengaruh dan revolusioner dalam sejarah musik rock, Kurt Cobain juga memiliki sisi lain yang jarang diketahui publik, yakni aktivitas sosialnya.
Cobain adalah seorang yang peduli dengan isu-isu sosial yang terjadi di masyarakat, terutama yang berkaitan dengan hak asasi manusia, kesetaraan gender, dan seksualitas. Ia sering menyuarakan pendapatnya tentang hal-hal tersebut melalui lagu-lagu, wawancara, dan tindakan nyata.
Beberapa contoh aktivitas sosial Kurt Cobain adalah sikapnya yang sangat menentang homofobia dan mendukung hak-hak kaum LGBT.
Ia pernah mengatakan bahwa ia ingin menjadi gay untuk menantang norma-norma masyarakat yang diskriminatif. Ia juga pernah mengenakan gaun dan rok di panggung sebagai bentuk protes terhadap stereotip maskulinitas. Salah satu lagu Nirvana yang berjudul All Apologies juga didedikasikan untuk teman gaynya yang bernama Cali DeWitt.
Cobain juga aktif memperjuangkan hak-hak perempuan dan menolak kekerasan terhadap mereka. Ia mengaku terinspirasi oleh gerakan feminis dan band-band punk rock perempuan seperti Bikini Kill dan The Slits.
Ia juga menulis lagu Rape Me sebagai kritik terhadap budaya pemerkosaan dan pelecehan seksual yang marak di industri musik. Ia bahkan pernah mengancam untuk membunuh seorang penggemar yang mencoba memerkosa istrinya, Courtney Love.
Cobain, suatu saat pernah menyuarakan ketidakpuasan terhadap sistem politik dan ekonomi yang tidak adil dan korup. Ia mengkritik pemerintahan Amerika Serikat yang menurutnya hanya melayani kepentingan elit dan korporasi.
Ia juga mengecam perang di Timur Tengah dan Amerika Latin yang menimbulkan banyak korban jiwa dan penderitaan rakyat. Ia mengekspresikan pandangan-pandangan politiknya melalui lagu-lagu seperti In Bloom, Territorial Pissings, dan Serve the Servants.
Aktivitas sosial Kurt Cobain menunjukkan bahwa ia bukan hanya seorang musisi hebat, tetapi juga seorang aktivis sosial yang berani dan berprinsip. Ia menggunakan musik sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan penting dan menginspirasi banyak orang untuk berpikir kritis dan peduli terhadap sesama. (hdl)