Jakarta (pilar.id) – Mantan pemain Timnas Indonesia Oktovianus ‘Okto’ Maniani menilai, pemain sepak bola Indonesia memiliki kualitas dan talenta seperti pemain Eropa, terutama dari Indonesia Timur. Karenanya, dia mendorong pemain Indonesia semakin banyak bermain di luar negeri untuk meningkatkan kualitas dan skillnya.
“Kalau ada tawaran keluar dari Indonesia, silahkan itu diambil. Itu akan membuat karakter dan kualitas kalian lebih bagus,” kata Okto, di Jakarta, Kamis (10/7/2022).
Ia berharap tragedi Kanjuruhan tidak memadamkan semangat pemain sepak bola Indonesia untuk bermain di luar negeri. Ia menilai, tragedi tersebut memang cukup mencoreng dunia olah raga. “Tragedi Kanjuruhan cukup mencoreng muka kita, tetapi namanya musibah,” kata dia.
Okto yang kini bermain di PSBS Biak di Liga 2 berharap, agar kompetisi tidak dihentikan terlalu lama, karena akan mempengaruhi masa depan pemain, menyangkut kualitas bermain dan finansial mereka. “Kita berharap pemerintah tidak menghentikan kompetisi sampai 2 tahun, cukup dua pekan saja karena akan mempengaruhi seluruh pemain. Kita berharap kompetisi tetap dilanjutkan,” kata Okto.
Sementara itu, pengamat sepak bola dan tokoh suporter nasional Sigit Nugroho juga berharap agar kompetisi bisa dilanjutkan, dan tidak dihentikan terlalu lama. Namun, dengan catatan jumlah penonton dibatasi dan pengamanan pertandingan harus lebih humanis, serta tidak ada lagi penggunaan gas air mata.
“Sepak bola nasional memang harus direstorasi sebelum kompetisi digulirkan lagi,” kata Sigit.
Sigit menilai, perhatian Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di bawah kepemimpinan Mochamad Iriawan terhadap pembinaan atau edukasi suporter sangat kurang, padahal didukung anggaran yang cukup besar. Ia menyayangkan, sikap PSSI yang terkesan lambat dalam memberikan edukasi kepada suporter hingga menunggu jatuh korban.
“Begitu sekarang ada kejadian di Kanjuruhan, buru-buru mau melakukan edukasi kepada suporter, ini yang kita sayangkan,” katanya. (ach/fat)