Yogyakarta (pilar.id) – Jelang memasuki Bulan Suci Ramadhan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengimbau para tokoh politik untuk tidak menggelar kegiatan politik di tampat-tampat ibadah.
MUI DIY meminta politi tidak menjadikan tempat ibadah sebagai lokasi kegiatan politik praktis jelang Pemilihan Umum 2024 mendatang. Utamanya untuk menjaga kedamaian dan kenyamanan saat beribadah di bulan Ramadhan.
“Relevan dengan tahun politik maka isu keagamaan akan sangat dinamis, sehingga kami mengimbau masyarakat menyiapkan diri, menyucikan hati, pikiran dan tindakan dalam menyambut Ramadhan,” kata Ketua Umum MUI DIY, KH Machasin, Jumat (10/3/2023).
Pihaknya juga mendorong semangat Ramadhan tidak digunakan untuk melakukan gerakan politik identitas berbasis SARA dimana akan merusak dan mengganggu harmoni dan penyatuan nasional. Karena itu, mengelola kebhinekaan sangat penting dalam mewujudkan keterikatan sosial.
“Kami menyerukan agar masjid dan musala dihiasi dengan kesejukan, seperti kajian alquran dan tausiah keislaman yang memperkuat ukhuwah islamiyah, ketakwaan dan persatuan. Jadi penyebaran ujaran kebencian, hoaks dan adu domba bisa dihindari,” bebernya.
Machasin juga meminta para pengurus masjid dan musala menata lingkungan serta memaksimalkan penggunaan sarana dan prasarana untuk kenyamanan ibadah puasa, terutama dalam pemanfaatan pengeras suara maupun bedug saat berbuka, sahur dan kajian untuk mempertimbangkan peraturan perundang-undangan.
“MUI pusat melalui Komisi Dakwah juga telah mengimbau untuk menghormati Ramadhan dengan siaran atau tayangan yang menjaga kesucian dan kehormatan bulan puasa,” tambahnya.
Menyoal pengurus MUI DIY yang didekati tokoh politik, terlebih beberapa pengurus juga berpengaruh di masyarakat jadi tidak menutup kemungkinan akan dihampiri tokoh politik, pihaknya mengungkap setiap individu mempunyai hak politik.
“Kalau (pengurus) memang ada yang mau mendukung atau didekati oleh tokoh, sebaiknya non aktif sebagai pengurus MUI. Sebagai individu boleh, tapi tidak boleh mengatasnamakan MUI. Masak kita sendiri mengimbau, kita sendiri yang melanggar,” tegasnya. (riz/fat)