Jakarta (pilar.id) – PDI Perjuangan (PDIP) menyatakan dukungan terhadap Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk dapat lolos ke parlemen. PDIP meyakini adanya operasi politik yang bertujuan untuk mengurangi suara PPP agar tidak mencapai ambang batas parlemen.
“Kami sangat prihatin dengan kondisi PPP,” kata Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, dalam konferensi pers di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Senin (25/3/2024).
Hasto mengungkapkan bahwa ia bertemu dengan politisi PPP Achmad Baidowi pada Sabtu pagi sebelumnya. Ia menegaskan komitmen PDIP untuk terus membantu PPP sejak awal.
“Sejak perhitungan suara pertama, kami mengajak PPP untuk bekerja sama di pusat data PDIP. Bahkan pada Pemilu 2019, kami diperintahkan oleh Ibu Mega, yang memegang amanat dari Mbah Maimoen, untuk membantu PPP karena sejarahnya. PDIP tidak ingin sejarah partai Ka’bah ini terhapus dari sejarah republik ini,” kata Hasto.
Hasto menyoroti bahwa masalah yang dihadapi PPP disebabkan oleh berbagai operasi politik. Menurut politisi asal Yogyakarta ini, pendukung Ganjar-Mahfud juga menghadapi upaya untuk meredam suara partai-partai seperti PPP, Perindo, Hanura, dan PDIP.
“Kami memberikan dukungan solidaritas tertinggi. Karena kami tidak ingin partai Ka’bah terhapus. Tetapi mungkin nanti Presiden Jokowi akan tercatat sebagai seorang presiden yang menghilangkan partai Ka’bah dari sejarah republik ini. Padahal partai Ka’bah memiliki peran yang sangat penting sejak jauh sebelum kemerdekaan,” tambah Hasto.
Hasto menilai bahwa situasi ini harus dihadapi karena jika tidak, maka nilai-nilai moral tidak akan lagi memiliki arti. Baginya, anak-anak harus diajarkan betapa pentingnya untuk mengikuti proses.
“Semua harus belajar bagaimana menentang hal-hal buruk yang dilakukan oleh ambisi kekuasaan. Ketika ambisi kekuasaan mampu mengalahkan etika, moral, dan supremasi hukum, itu adalah tanda-tanda kekuasaan yang gelap. Dan ini adalah masa yang sulit bagi masa depan Indonesia,” tutur Hasto. (hen/hdl)