Nusa Dua (pilar.id) – World Water Forum ke-10 tidak hanya menjadi platform utama untuk pembahasan isu air global, namun juga membawa dampak positif yang signifikan bagi Indonesia, tuan rumah acara ini.
Dengan kehadiran forum air internasional terbesar di dunia ini, Indonesia tidak hanya mempromosikan potensi pariwisata, tetapi juga mengangkat sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ke panggung global.
Menurut Ketua Bidang V Fair and Expo World Water Forum ke-10 sekaligus Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, dalam keterangannya pada Jumat (26/4/2024), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah mempersiapkan sejumlah produk ekonomi kreatif dan UMKM, khususnya dari Bali.
Produk-produk tersebut meliputi kuliner dan kerajinan tangan yang telah dikurasi secara khusus, termasuk kuliner, teh, kopi, kain tenun Bali (Endek), dan produk kerajinan tangan lainnya.
Gelaran World Water Forum ke-10 menjadi kesempatan emas bagi Indonesia untuk memperkenalkan beragam keunggulan, termasuk keragaman budaya dan potensi pariwisata, terutama di Bali, kepada dunia.
Salah satu atraksi yang ditampilkan adalah prosesi melukat, atau Balinese Water Purification Ceremony, yang merupakan ritual adat khas Bali dengan konsep kegiatan Rahina Tumpek Uye dan Upacara Segara Kerthi.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan memfasilitasi para delegasi untuk menyelami prosesi melukat ini, yang memiliki makna spiritual bagi masyarakat Bali. Prosesi melukat ini juga melibatkan pemerintah daerah setempat.
“Di masa akhir pemerintahan Presiden Jokowi, kami akan menjadikan forum ini sebagai event to remember. Kami akan menyelenggarakan prosesi side event di beberapa lokasi,” ujar Sandiaga.
Selain itu, Kemenparekraf bekerja sama dengan Jejak.in akan menawarkan paket perhitungan jumlah emisi karbon yang dikeluarkan oleh para delegasi melalui carbon footprint calculator selama mereka melakukan perjalanan ke Bali. Tujuannya adalah agar para delegasi dapat berkontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan melalui penanaman mangrove dan restorasi terumbu karang.
Indonesia Pavilion
Kemenparekraf juga akan berpartisipasi dalam Indonesia Pavilion dengan mengisi konten-konten pariwisata dengan teknologi virtual reality (VR), penjualan paket wisata low carbon, rangkaian pameran, serta penyediaan suvenir dan goodie bag Wonderful Indonesia.
Selain itu, akan ada konten dan aktivasi gim seperti “Lokapala”, serta pameran dan penjualan produk-produk UMKM pilihan melalui planogram.
“Ini adalah tawaran kami sebagai bagian dari side event atau dukungan kami untuk acara ini, baik bagi para peserta maupun para petinggi tingkat kepala negara dan menteri yang akan hadir di World Water Forum bulan depan,” kata Sandiaga.
Menurut Wakil Ketua Sekretariat Panitia Penyelenggara Nasional World Water Forum ke-10 sekaligus Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan, Endra S. Atmawidjaja, forum ini menjadi momentum bagi Indonesia untuk memberikan pengaruh besar terhadap arah kebijakan di bidang air.
“Sejak awal, Indonesia konsisten mendorong pembahasan isu air di level tertinggi. Harus ada dorongan kuat dari para pengambil kebijakan,” ujar Endra di Jakarta.
Prosesi melukat akan membuka rangkaian acara World Water Forum ke-10. Selain mengikuti ritual adat khas Bali tersebut, para tamu juga dapat menikmati makanan khas, tarian daerah, serta kebudayaan Indonesia pada agenda Cultural Night (Farewell).
Setelah rangkaian kegiatan World Water Forum ke-10 selesai, para peserta juga akan diajak field trip mengunjungi destinasi wisata Bali seperti Museum Air di Tabanan, Jatiluwih UNESCO World Heritage Site, Danau Batur Kintamani, dan Cultural Village Ubud. (ret/hdl)