Surabaya (pilar.id) – Kota Pahlawan ini menyimpan riuh pergerakan ekonomi. Salah satunya Kawasan Wisata Religi Sunan Ampel. Di Jalan Sasak dan sekitarnya, yang dikenal sebagai Kampung Arab Ampel, tradisi kawasan perdagangan Timur Tengah terasa sangat kuat.
Meski di tempat ini kita akan bertemu dengan banyak orang dari berbagai etnis. Mulai dari Tionghoa, Madura, Jawa. Arab, Banjar, dan, tentu saja, Arab.
Mereka hidup berdampingan, saling menghormati. Keunikan di Ampel akan terasa saat kita mendengar mereka berkomunikasi. Logat yang digunakan beragam. Maklum, di sini, ratusan tahun silam, nenek moyang mereka sudah menetap dan hidup bersama. Menepis pengelompokan etnis, memilih berbaur dengan tradisi asimilasi dan akulturasi
Di Kampung Arab Ampel terdapat masjid yang dikenal sebagai salah satu masjid tertua di Indonesia, Masjid Sunan Ampel. Masjid ini menyuguhkan aristektur campuran, mulai dari Arab, Jawa, hingga Cina, Keunikan bentu dan sejarah itu kemudian mengantar Pemerintah Kota Surabaya menetapkan tempat ini sebagai salah satu cagar budaya, sekaligus tujuan wisata religi.
Lokasi Kampung Arab sendiri berada di dua kecamatan. Masing-masing di Pabean Cantikan dan Semampir. Untuk batas wilayah bagian selatan, mulai dari Jalan Danakarya yang sekarang lebih dikenal dengan Jalan Sultan Iskandar Muda.
Sementara di sisi timur, kampung ini berbatasan dengan Nyamplungan, bagian barat dengan Kalimas, sementara bagian utara berbatasan dengan Kembang Jepun.
Di tempat seluas sekitar satu kilometer persegi ini, sejarah dan peradaban baru masyarakat Arab berkembang. Menyodorkan identitas baru yang melebur dengan imaji Surabaya lama sekaligus kawasan perdagangan yang khas.
Hingga kini, Kampung Arab ini digolongkan sebagai kampung mandiri. Bisa dipahami, roda perekonomian dan pelayanan masyarakat bisa berputar secara sendirinya di sini. Terbukti, di dalam Kampung Arab terdapat tiga pasar yakni Pasar Peguruan, Pasar Pabean dan Pasar Kambing.
Setelah sempat ditutup untuk umum gara-gara Pandemi Covid-19, kini Kawasan Wisata Ampel kembali tumbuh pesat. Di bulan Ramadhan, ribuan pengunjung dari berbagai tempat di Jawa hingga Sulawesi, bahkan luar negeri, datang berkunjung ke Ampel.
Selain datang untuk mendoakan Sunan Ampel dan beribadah, mereka juga datang untuk berbelanja. Mulai dari pintu masuk menuju Masjid Ampel, pengunjung akan disodori dengan berbagai produk dan aksesoris khas Timur Tengah.
Mulai dari baju muslim, sarung, perlengkapan ibadah, siwak, minyak wangi, buku dan kitab, dan produk lainnya. Selain itu juga kurma dengan berbagai pilihan juga tersedia.
Kawasan wisata reliji ini lebih ramai pada saat malam hari daripada di siang hari. Kawasan wisata belanja ini terdpat di gang-gang sekitar masjid Sunan Ampel. Pedagangnya pun mayoritas juga keturunan Arab yang tinggal di kawasan tersebut. (ful/hdl)