Surabaya (pilar.id) – Sejarah panjang tanaman porang (Amorphophallus oncophyllus) telah membentuk lanskap pertanian dan industri yang menarik. Sejak era penjajahan Jepang, masyarakat dipaksa untuk mengumpulkan tanaman porang, yang pada saat itu dijadikan sumber bahan pangan dan industri di Jepang.
Dampaknya, pasar ekspor tanaman porang sudah mulai terbentuk sejak masa tersebut.
Pada tahun 1975, budidaya tanaman porang mulai menjadi tren. Hal ini didorong oleh kandungan glukomanan yang dimiliki oleh tanaman porang, yang ternyata bermanfaat sebagai bahan pangan yang fungsional dan berpotensi membawa manfaat kesehatan. Selain itu, nilai ekonomis dari umbi porang juga sangat tinggi.
Salah satu keunggulan dari tanaman porang adalah toleransinya terhadap berbagai kondisi lingkungan. Tanaman ini mampu tumbuh dengan baik hingga 60 persen dalam naungan, dan dapat ditanam pada berbagai jenis tanah dengan ketinggian antara 0 hingga 700 mdpl.
Pentingnya tanaman porang ini terletak pada kemampuannya untuk dibudidayakan di lahan hutan di bawah naungan pohon-pohon lain. Metode budidaya melibatkan penggunaan bibit, potongan umbi batang, dan umbi katak (bubil) yang ditanam langsung.
Selain dikenal sebagai tanaman yang menjanjikan, umbi porang juga memiliki manfaat kesehatan yang patut diperhatikan:
Menunjang Diet Sehat
Kandungan glukomanan pada umbi porang dapat membantu menurunkan berat badan dengan mengurangi asupan kalori. Jurnal “The American College of Nutrition” melaporkan bahwa glukomanan dapat bekerja sebagai pengatur nafsu makan dan membantu penurunan berat badan.
Mengontrol Gula Darah
Glukomanan juga dapat membantu mengendalikan kadar gula darah. Jurnal Diabetes Research and Clinical Practice menyatakan bahwa glukomanan memiliki potensi untuk mengontrol gula darah pada penderita diabetes ringan hingga tipe 2.
Bahkan jurnal lainnya juga mengklaim bahwa konsumsi umbi porang bisa mempengaruhi penurunan kadar glukosa dan profil lemak bagi penderita diabetes tipe 2.
Menurunkan Kolesterol
Kandungan glukomanan dalam tanaman porang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol. Jurnal yang sama, The American College of Nutrition, menegaskan bahwa glukomanan efektif dalam menurunkan kolesterol total dalam tubuh.
Namun, seperti halnya dengan banyak hal, konsumsi umbi porang yang berlebihan dapat menyebabkan efek samping, seperti rasa gatal dan pahit di mulut. Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsinya dengan bijak dan seimbang.
Dengan berbagai manfaat kesehatan yang dihasilkan, tanaman porang menjadi sebuah potensi yang menarik dalam bidang pertanian dan kesehatan di Indonesia. (ret/hdl)