Jakarta (pilar.id) – Kasus gagal ginjal akut pada anak belakangan ini menghebohkan Indonesia. Buntut dari kasus terebut, pemerintah melarang anak-anak mengonsumsi obat sirop. Namun, anak dengan penyakit tertentu tetap diperbolehkan konsumsi obat sirop.
Hal tersebut disampaikan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta Pusat, seperti disaksikan dalam YouTube Sekretariat Presiden, Senin (24/10/2022).
“Memang ada obat sirop yang dibutuhkan untuk menyembuhkan penyakit kritis seperti epilepsi. Jika dilarang anaknya kan menderita atau meninggal,” ujar Budi.
Untuk itu, Budi mengizinkan pasien dengan penyakit kritis untuk mengonsumsi obat sirop. Kendati demikian, kata Budi, izin tersebut harus sesuai resep dari dokter.
“Untuk obat-obatan sirop yang gunanya untuk menangani penyakit kritis kita perbolehkan, tetapi harus menggunakan resep dokter,” tegasnya.
Selain itu, sejak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberhentikan penggunaan obat sirup dengan cemaran EG dan DEG terjadi penurunan drastis pasien gagal ginjal akut yang masuk ke rumah sakit.
“Kalau tadinya RSCM itu penuh, satu ICU bisa diisi 2 atau 3 anak, sekarang penambahan barunya turun drastis,” kata Budi.
Berdasarkan data Kemenkes kasus gagal ginjal akut misterius pada anak bertambah pada Senin (24/10/2022). Kasus gangguan ginjal akut atipikal yang telah mencapai 245 kasus tersebar di 26 provinsi dengan angka kematian di atas 57 persen. Terdapat 141 orang meninggal, sebelumnya dilaporkan 133 orang.
Berdasarkan data Kemenkes, kasus konfirmasi gagal ginjal akut yang terbanyak berasal dari DKI Jakarta yang mencatat 55 kasus, kemudian Jawa Barat di 34 kasus, Aceh di 28 kasus, Jawa Timur dengan 27 kasus, dan Sumatra Barat 17 kasus. Budi melanjutkan bahwa jumlah kasus tersebut suda mulai naik sejak Agustus 2022.
Selanjutnya, pasien yang masih dirawat intensif di rumah sakit sebanyak 66 orang dengan jumlah konfirmasi sembuh baru 38 orang dengan kesembuhan tertinggi berasal dari Jawa Timur yaitu 9 orang, disusul DKI Jakarta 6 orang sembuh.
Sementara itu, untuk konfirmasi meninggal DKI Jakarta menempati posisi pertama dengan total kasus konfirmasi yaitu 27 orang meninggal, kemudian Aceh 21 orang meninggal, Jawa Barat 18 orang, dan Jawa Timur 13 orang.
Kemudian, apabila melihat dari jumlah kasus berdasarkan kelompok umur sebanyak 161 menyerang anak di umur 1—5 tahun, disusul anak usia 6—10 tahun yang tercatat 35 kasus, dan di bawah 1 tahun yaitu 25 kasus. (her/fat)