Jakarta (pilar.id) – Jalan-jalan ke Glodok, tepatnya di Gang Gloria, Jakarta, belum lengkap jika belum berbelok ke Mie Kangkung Si Jangkung.
Dulu, kuliner asyik ini pernah jadi langganan Presiden Soeharto. Walau sekarang menempati tempat sementara di Kantin Fortuna, namun soal rasa, Mie Kangkung nyaris tak berubah sama sekali.
Mie Kangkung Si Jangkung dibuka pertama kali oleh Susanto Sufian pada tahun 1971. Menurut juru raciknya kini, Haryo, yang sudah ikut meracik mie sejak 1998 silam, tidak ada perubahan dalam membuat mienya. Semua sesuai dengan resep digunakan dari awal buka.
“Kebetulan karena sedang direnovasi tempat yang lama, kami pindah sementara dulu ke sini. Memang jadi lebih sepi, mungkin karena belum pada tahu ya. Segera setelah renovasi kami kembali ke tempat lama. Kami juga masih buka setiap hari,” tutur Haryo.
Satu porsi Mie Kangkung Si Jangkung dibandrol dengan harga Rp 30 ribu. Satu mangkuknya berisi tauge berukuran besar, kangkung, bawang goreng, potongan ayam, dan mie kuning.
Tak lupa kuah kental yang kemudian disiramkan dalam mankuk sehingga berpadu dengan kangkung dan tauge ditambah suwiran ayam. Aromanya, adduuuh! Nikmat dimulut. Apalagi mie yang dipakai hasil buatan sendiri. Bentuknya mirip mie Aceh, namun tidak lembek. Ya, mie kangkung sama sekali tidak lembek meski sayurannya matang sempurna.
Menurut Haryo, untuk memasak mi kangkung harus sabar. Buat kita yang pesan, memang tidak terlalu lama dalam penyajian. Tapi sebelum itu, Haryo harus memasak ayam, kuah, dan mie.
Yang jelas, mie kangkung ini wajib dicoba. Apalagi jika dimakan dengan sambal dan perasan jeruk limau. Semuanya isiannya bercampur jadi satu menggoyang lidah.
Keunikan mie ini, selain karena menggunakan kangkung, adalah kuah kentalnya. Tekstur tidak kenyal, karena masih mudah untuk disendok, namun gurih dan legit. Kuahnya juga dicampur dengan tepung sagu sehingga rasa lembutnya benar-benar terasa, sulit ditemukan di tempat lain.
Mie Kangkung Si Jangkung adalah satu menu wajib jika kalian jalan-jalan di Jl Pancoran 71F Pinangsia (Pasar Glodok) Jakarta Barat. Sebab di sana banyak makanan legendaris lainnya yang pasti terjangkau dan enak. Kapan mau coba? (put/hdl)