Surabaya (pilar.id)- KH Abdurrahman Wahid atau yang biasa dikenal Gus Dur merupakan presiden ke tiga Indonesia yang memiliki sejarah tersendiri bagi negara berdasar Pancasila ini.
Pemikiran dan kebijakannya selama menjabat orang nomor satu di Indonesia pada tahun 1999-2001 ini, membekas pada sebagian masyarakat. Termasuk Nabila Dewi Gayatri.
Seorang pelukis asal Gresik ini, mulai tertarik menggoreskan catnya melukis wajah Gus Dur sejak tahun 2010. Ia bercerita, jika Gus Dur menurutnya adalah sosok pemimpin yang mengayomi masyarakat tanpa memandang agama, kepercayaan atau etnis. Serta pemikirannya yang masih relevan sampai saat ini
“Gus Dur adalah sang pencerah, panutan banyak umat beragama, dia seperti obor ditengah sengkarut kegelapan. Maka saya berusaha menghadirkan Gus Dur ditengah penikmat lukisan saya,” ujar Nabila saat di temui di acara pembukaan pameran tunggalnya di Balai Pemuda, pada Senin (13/12/2021)
Tak hanya itu, wanita lulusan Aqidah Filsafat, Al Azhar, Kairo, Mesir ini. Menilai, Gus Dur adalah sosok yang terlahir seratus atau beberapa ratus tahun sekali. Maka dari itu, melalui bakatnya dalam hal melukis. Nabila merasa, melukis Gus Dur secara tidak langsung mengajarkan kebaikan Gus Dur
“Ini perbuatan baik untuk mengenang orang baik. Melukis Gus Dur adalah kehendak batin saya sebagai pelukis dan saya memaknainya sebagai cinta setiap kali melukisnya,” tutur wanita berkacamata ini.
Rasa cintanya itu terbukti, dengan beberapa kali Nabila menggelar pameran tunggalnya bertema salah satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU) ini. Termasuk pameran yang tengah digelarnya di Balai Pemuda hingga 17 Desember 2021 mendatang.
Serta, sebagian karyanya juga dihibahkan kepada beberapa organisasi atau Lembaga apapun yang menginginkan karya lukisnya untuk dipajang
“Beberapa saya hibahkan, seperti ke TV 9, Kantor PBNU Jatim, Pojok Gus Dur dan lainnya, serta berikutnya ke museum Gus Dur, jika diminta akan saya hibahkan. Itu khidmat saya,” tegasnya.
Kedepan, Nabila berharap akan ada lagi sesi-sesi khusus untuk memamerkan lukisan Gus Dur dari waktu-waktu, masa ke masa
“Saya akan terus melukis Gus Dur, entah akan sejauh mana upaya dalam melestarikan ke-Gus Dur-an yang saya jalani ini. Agar masyarakat juga dapat mengetahui dan mengenang sosok Gus Dur dari lukisan saya,” tutup Nabila. (jel)