Bekasi (pilar.id) – Labtek Apung, bersama Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Padepokan Umah Suwung, menggelar kegiatan tematik bertajuk Ngaji Ekologi – Penghayatan Dampak Lingkungan Pesisir.
Acara ini bertempat di Masjid Salapiyah Al-Huda, Kampung Beting, Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi.
Kyai Abdullah Wong turut hadir sebagai penceramah dalam kegiatan ini. Novita Anggraini, yang menjadi motor penggerak kegiatan tersebut, menjelaskan bahwa ini merupakan tahun ketiga Labtek Apung melakukan pengabdian kepada masyarakat di Hilir Citarum.
“Melalui pendekatan Citizen Science, kami berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memahami dan mengidentifikasi masalah lingkungan,” ungkapnya.
Anggraini melanjutkan bahwa kegiatan ini dipicu oleh kompleksitas fenomena ekologi di sekitar kita, terutama di Hilir Citarum. Fenomena tersebut mencakup deforestasi mangrove, abrasi, krisis air, dan konflik multispesies yang menjadi bagian dari era Antroposen, di mana manusia menjadi kekuatan geologis yang memengaruhi bumi.
“Ngaji Ekologi Penghayatan Dampak Lingkungan Pesisir ini merupakan upaya kolektif untuk membahas isu ekologi, dimulai dari lingkungan masjid. Kami berharap melalui diskusi ini, kami dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya berbagi ruang hidup dengan makhluk lain,” tambahnya.
Antroposen, lanjutnya, telah menyebabkan ketidakseimbangan antara unsur biotik dan abiotik, sehingga pendekatan religiusitas menjadi penting untuk mengembalikan kepercayaan pada ibadah serta penghayatan horizontal.
Kyai Abdullah Wong dalam ceramahnya menekankan bahwa menjaga lingkungan adalah tanggung jawab manusia yang telah diamanatkan oleh alam semesta. Beliau juga menyoroti beberapa ayat dalam Al-Quran yang menegaskan hubungan antara ilmu dan alam.
“Di berbagai belahan dunia, sungai dianggap sebagai sumber peradaban yang sakral. Namun, bagaimana kita memaknai keberadaan sungai, yang telah memberikan kita begitu banyak kehidupan?” tanya Kyai Wong. Selain ceramahnya yang menginspirasi melalui pendekatan agama dan budaya, Kyai Abdullah Wong juga membagikan pesan melalui buku saku berjudul “Sajadah Tak Berujung” kepada seluruh jamaah yang hadir. (usm/ted)