Jakarta (pilar.id) – Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara tidak hanya akan dibangun secara fisik. Namun, juga nonfisik. Artinya, IKN Nusantara nantinya juga diharapkan bisa mengakomodasi budaya serta khazanah sosial yang sudah hidup dan ada di masyarakat sekitar IKN utamanya Kalimantan Timur.
Dalam rangka melakukan penelitian terkait dengan pembangunan nonfisik tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menggelar survey pembangunan nonfisik yang dilakukan secara daring.
Otorita IKN Nusantara pun mengajak seluruh masyarakat untuk ikut mengisi survey tersebut agar usulan dan masukan mereka bisa masuk ke pemerintah dan dipertimbangkan dalam proses pembangunan IKN Nusantara.
“Dalam pembangunan IKN, kami tentu mengapresiasi masukan berbagai pihak, termasuk hasil kajian atau survei yang dijalankan secara ilmiah,” ujar Koordinator Tim Informasi dan Komunikasi Tim Transisi IKN Sidik Pramono dihubungi dari Samarinda, Sabtu (8/10/2022).
Demi menyukseskan berbagai program terkait IKN, maka masyarakat bisa memberikan masukan lewat berbagai saluran, di antaranya dengan memberikan jawaban yang sesuai tatkala menjadi responden survei seperti yang dilakukan oleh Kemenko PMK tersebut.
Saat ini Kemenko PMK melakukan Kajian Budaya dan Sosial dalam pembangunan IKN di Provinsi Kalimantan Timur, sehingga masyarakat diharap dapat membantu memberi informasi mengenai budaya dan sosial melalui pengisian kuesioner secara daring.
Kuesioner terdiri dari 30 pertanyaan dengan waktu pengisian sekitar 2-3 menit, sedangkan untuk mengisi kuisioner tersebut, bisa klik di sini.
Peran masyarakat diperlukan dalam rangka membangun sumber daya manusia (SDM), melestarikan kebudayaan, dan merawat peradaban di kawasan IKN Nusantara.
Sejumlah pertanyaan yang diajukan dalam survei antara lain pengetahuan responden tentang benda, bangunan, struktur, situs, dan kawasan cagar budaya (Heritage) di Kabupaten Penajam Paser Utara maupun di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Sementara jawaban yang bisa dipilih antara lain sangat mengetahui, mengetahui, cukup mengetahui, tidak mengetahui, dan sangat tidak mengetahui.
Kemudian pertanyaan tentang pengetahuan mengenai warisan budaya bukan benda yang telah ditetapkan di Kabupaten Penajam Paser Utara atau Kabupaten Kutai Kartanegara.
Ada pula pertanyaan penggunaan bahasa sehari-hari, tingkat minat menonton secara langsung pertunjukan seni khas Kalimantan Timur, dan minat kunjungan peninggalan sejarah atau warisan budaya di Kabupaten Penajam Paser Utara atau Kabupaten Kutai Kartanegara.
Kemudian tingkat pengetahuan responden terhadap produk khas di Kabupaten Penajam Paser Utara atau Kabupaten Kutai Kartanegara, termasuk pengetahuan kegiatan diskusi, rapat, atau pertemuan adat. (fat)