Surabaya (pilar.id) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya resmi memulai pembangunan terowongan bawah tanah yang menghubungkan Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ) dengan Kebun Binatang Surabaya (KBS). Proyek ini dijadwalkan berlangsung dari 15 Juni hingga 11 Oktober 2024.
Ketua Tim Angkutan Jalan dan Terminal Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya, Ali Mustofa, mengungkapkan bahwa selama proses pembangunan, Jalan Joyoboyo akan ditutup. Pengendara diharapkan menggunakan jalur alternatif yang telah disiapkan.
“Penutupan jalan akan berlangsung mulai 15 Juni hingga 11 Oktober 2024, namun kami berusaha mempercepat pengerjaan,” ujar Ali Mustofa dalam konferensi pers di Gedung Bagian Humas Pemkot Surabaya, Jumat (14/6/2024).
Proses pengerjaan dimulai dari median jalan menuju sisi utara di pintu masuk KBS dan sisi barat terminal. Ali optimis pekerjaan bisa selesai dalam tiga bulan, meski kontrak hingga 11 Oktober 2024.
Untuk mendukung kelancaran lalu lintas, Dishub bersama Satlantas Polrestabes Surabaya telah menyiapkan rekayasa lalu lintas. Pengendara dari Jalan Gunungsari menuju Jalan Joyoboyo atau Jalan Raya Darmo dapat melalui Jalan Gajah Mada dan Jalan Brawijaya. Kendaraan roda dua dan roda empat, termasuk truk maksimal dua sumbu, masih bisa melintas di sisi selatan Jalan Joyoboyo.
“Pengendara bisa belok kanan ke arah selatan sebelum Sekolah St. Yosep, kemudian belok kiri ke timur menyusuri Terminal Joyoboyo dan masuk ke Jalan Wonokromo,” jelas Ali.
Selain itu, sejumlah papan informasi terkait pengalihan arus lalu lintas telah dipasang di beberapa titik strategis seperti pertigaan Jalan Gajah Mada, Jalan Brawijaya, dan dekat Sekolah St. Yosep di Jalan Joyoboyo. Banner informasi juga dipasang di overpass Tol Karah dan Banyuurip, agar truk lebih dari dua sumbu dapat mencari jalan alternatif melalui Tol Waru atau Tol Dupak.
Pejabat Sementara (PS) Kasubnit Jemen Opsrek Audit Inspeksi Satlantas Polrestabes Surabaya, Aiptu Abdul Roup, menyatakan bahwa 10 personel dikerahkan untuk mengatur lalu lintas di lokasi pengalihan. “Data Renpam kami menunjukkan ada 10 personel yang disiapkan. Jika terjadi kepadatan, mereka akan digerakkan,” kata Abdul Roup.
Pemantauan lalu lintas dilakukan baik secara langsung oleh personel di lapangan maupun melalui Surabaya Intelligent Transport System (SITS) yang dikelola Dishub Surabaya.
Kendaraan dengan maksimal dua sumbu masih diizinkan melintas di sisi selatan Jalan Joyoboyo, sementara truk lebih dari dua sumbu hanya diperbolehkan jika bersifat mendesak, seperti pengisian BBM di SPBU Joyoboyo.
“Setiap hari kerja, diprediksi sekitar 17 ribu kendaraan melintas di Jalan Joyoboyo berdasarkan data Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR),” tambah Abdul Roup. (usm/hdl)