Padang (pilar.id) – Indonesia serius melakukan pencegahan dan antisipasi terhadap potensi krisis pangan yang dapat timbul akibat fenomena cuaca El Nino.
Dalam beberapa tahun terakhir, El Nino dikaitkan dengan perubahan iklim yang signifikan, termasuk pola curah hujan yang tidak normal, suhu tinggi, dan kekeringan. Hal-hal tersebut dapat berdampak negatif pada produksi pertanian dan mengganggu pasokan pangan.
Indah Megahwati, Direktur Pembiayaan Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan), menyoroti hal ini dalam acara Pekan Nasional (Penas) Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) XVI yang diselenggarakan di Padang, Sumatera Barat pada tanggal 10-15 Juni 2023 lalu.
“El Nino, yang mempengaruhi pola curah hujan dan suhu di berbagai wilayah, dapat menyebabkan kekeringan yang berdampak negatif pada produksi pertanian,” ungkapnya, seperti disampaikan dalam keterangan tertulis, Minggu (18/6/2023).
Dia menyebutkan bahwa petani sering menghadapi kesulitan dalam mendapatkan pembiayaan yang diperlukan untuk mengatasi situasi ini.
“Namun, melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), petani dapat mengakses pembiayaan yang mudah dan terjangkau untuk menjaga produktivitas pertanian mereka dalam menghadapi El Nino, sehingga mengurangi risiko terjadinya krisis pangan,” tambahnya.
KUR untuk Mesin Pertanian
Menurut Indah, dukungan pembiayaan dari KUR dapat dimanfaatkan oleh petani untuk mengambil langkah-langkah penting dalam mengurangi dampak buruk El Nino. Petani dapat menggunakan dana tersebut untuk membeli bibit tanaman tahan kekeringan, mendapatkan pupuk dan pestisida yang dibutuhkan, serta memperoleh mesin pertanian (alsintan).
“Petani dapat mengakses pembiayaan dengan mudah, murah, dan fleksibel, termasuk untuk pembelian mesin pertanian melalui kerja sama dengan bank. Uang muka yang dibutuhkan rendah, hanya 10 persen, dengan bunga sebesar 3 persen, dan pembayaran dapat dilakukan setelah panen atau dalam jangka waktu satu tahun,” papar Indah.
Indah menjelaskan bahwa program ini telah mendapatkan dukungan hukum melalui Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Permenko Perekonomian) No. 3 tahun 2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Alat dan Mesin Pertanian.
Melalui program ini, petani dapat membeli traktor, pompa air, cultivator, dan bahkan drone. Selain itu, petani juga dapat mengembangkan praktik pertanian cerdas (smart farming), rumah kaca (greenhouse), dan peternakan. “Petani dapat menyewakan mesin-mesin tersebut, yang juga membantu dalam membayar angsuran,” tambah Indah.
Indah juga menyebutkan bahwa Direktorat Pembiayaan Pertanian memiliki program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) untuk melindungi petani. Program AUTP bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada petani dari kerugian akibat kerusakan tanaman atau gagal panen akibat bencana banjir, kekeringan, dan serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT).
Kerugian petani yang disebabkan oleh risiko banjir, kekeringan, dan serangan OPT dapat dialihkan kepada pihak lain melalui skema pertanggungan asuransi.
Digitalisasi hadapi El Nino
Selain itu, KUR juga memungkinkan petani untuk melakukan diversifikasi usaha pertanian. Menghadapi perubahan iklim yang tidak stabil akibat El Nino, diversifikasi tanaman menjadi langkah penting untuk mengurangi risiko kegagalan panen.
Dengan pembiayaan dari KUR, petani dapat mempelajari dan mengembangkan penanaman tanaman alternatif yang lebih tahan terhadap kondisi cuaca yang tidak normal. Diversifikasi ini membantu menjaga ketersediaan pangan dan mengurangi ketergantungan pada satu jenis tanaman saja. “El Nino secara otomatis akan berdampak pada pangan dunia, seperti yang terjadi di India dengan krisis pangan,” lanjut Indah.
Indah menjelaskan bahwa pemerintah telah menghadirkan digitalisasi ke sektor pertanian yang juga dapat dimanfaatkan untuk mengantisipasi dampak El Nino. “Direktorat Pembiayaan Pertanian telah memiliki program digitalisasi untuk memantau cuaca, iklim, dan kesuburan lahan. Petani sudah bisa mengakses aplikasi digital yang disediakan,” jelas Indah.
Kredit Usaha Rakyat
Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) telah terbukti memberikan manfaat strategis dalam mendukung pertumbuhan dan kesejahteraan petani di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, KUR telah memberikan akses pembiayaan yang mudah dan terjangkau kepada ribuan petani di seluruh Indonesia, membantu mereka mengembangkan usaha pertanian dan meningkatkan pendapatan keluarga.
Salah satu keuntungan utama dari KUR adalah kemudahan akses pembiayaan. Petani tidak lagi terjebak dalam prosedur yang rumit dan persyaratan yang sulit dipenuhi. Proses pengajuan KUR yang sederhana memungkinkan petani untuk fokus pada pengembangan usaha mereka tanpa terbebani dengan birokrasi yang berbelit-belit.
Program KUR juga memiliki dampak positif yang luas bagi kesejahteraan petani dan perekonomian nasional secara keseluruhan. Dengan akses pembiayaan yang terjangkau, petani dapat meningkatkan kualitas hidup, memperbaiki kondisi pendidikan dan kesehatan keluarga, serta mengurangi tingkat kemiskinan di pedesaan.
Selain itu, pertumbuhan sektor pertanian yang didorong oleh KUR juga merangsang aktivitas ekonomi di sektor lain, menciptakan lapangan kerja baru, dan memberikan stimulus bagi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Pembiayaan melalui KUR telah membuktikan dirinya sebagai instrumen yang efektif dalam mendukung pertanian dan ketahanan pangan di Indonesia. Dalam menghadapi tantangan El Nino dan perubahan iklim lainnya, program ini menjadi salah satu langkah penting dalam mengurangi risiko krisis pangan dan menjaga keberlanjutan sektor pertanian. (mad/hdl)