Jakarta (pilar.id) – Gregoria Mariska Tunjung adalah salah satu andalan Indonesia di kancah bulutangkis nomor tunggal putri. Sejak di level junior, Gregoria sudah berhasil meraih berbagai macam prestasi dan medali.
Bahkan pada tahun 2017 lalu, Gregoria berhasil menjadi juara di kejuaraaan dunia level junior. Setahun setelahnya, Gregoria juga berhasil menjadi juara di Finnish Open 2018. Gelar juara dan partai final terakhir Gregoria hingga saat ini.
Dahaga untuk bisa merasakan atmosfer partai final tersebut, akhirnya terbayar. Gregoria, untuk kali pertama dalam empat tahun terakhir, berhasil masuk ke partai final kompetisi BWF.
Ini merupakan final pertama bagi Gregoria dalam turnamen berformat tur dunia BWF. Dimana Gregoria akan menjalani pertandingan partai final BWF Tour di Australian Open 2022.
Kerja keras Gregoria selama bertahun-tahun akhirnya terbayarkan. Di partai final Australian Open 2022, Gregoria akan menghadapi wakil dari Korea Selatan, An Se Young.
“Setelah lama tidak ke final turnamen level world tour, saya kini bisa lagi ke final di turnamen seperti di Australian Open ini. Terus terang saya juga kangen juara,” ujar Gregoria yang terakhir juara di Finish Open 2018 itu, dalam keterangan tertulis PBSI.
Dalam perjalannya mencapai final, Gregoria berhasil meraih kemenangan atas wakil China, Han Yue di semi final Australian Open 2022 Sabtu (19/11/2022).
Meski, pertandingan berjalan dengan cukup sengit dan harus ditentukan melalui rubber game. Setelah bertarung selama 56 menit, Gregoria akhirnya menang dengan skor 18-21, 21-16, 21-14.
Kemenangan ini, sekaligus membalas kekalahan Gregoria atas Han Yue saat keduanya bertemu di semi final Hylo Open 2022 pada Oktober lalu.
Meski kehilangan gim pertama, Gregoria berhasil merebut gim kedua berkat permainan ngotot dan bertahan. Dia juga menyebut belajar banyak dari kekalahan sebelumnya atas Han di Hylo Open 2022.
Pada gim ketiga dalam kondisinya yang sudah kelelahan, Gregoria hanya berprinsip untuk bermain bertahan dan tidak menyerah hingga poin terakhir.
“Memang pada awal gim ketiga saya masih sempat belum masuk dan buru-buru juga. Tetapi dengan memaksa, saya akhirnya bisa unggul 11-8 dan terus memimpin dan makin yakin. Saya tetap terus memaksakan diri. Saya tidak mikir sudah unggul jauh. Saya malah lebih hati-hati sebelum gim berakhir,” ungkapnya.
Pada final, Gregoria menghadapi tantangan berat karena akan bertemu unggulan pertama, An Se Young asal Korea Selatan yang di semifinal mengalahkan Pornpawee Chochuwong dari Thailand 21-16, 21-11.
“Besok saya ingin lebih memaksa lagi. Maklum, dia bukan lawan mudah. Lawan kelasnya sudah di atas saya. Besok saya tidak boleh gampang nyerah. Coba memaksimalkan yang ada,” tutur juara dunia junior 2017 itu.
Tunggal putri peringkat ke-19 dunia itu sebelumnya sudah pernah menjejakkan kaki ke empat semifinal turnamen tahun ini namun selalu gagal melaju ke partai puncak. (fat)