Jakarta (pilar.id) – Analis politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, melihat, sangat memungkinkan pertemuan Batutulis meminta Presiden Joko Widodo untuk bersama-sama PDI Perjuangan mendukung siapa capres yang bakal diusung partai berlambang banteng tersebut.
Sepetinya, kata dia, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak menginginkan Jokowi mendukung capres di luar PDIP. Pada dasarnya, Megawati ingin memastikan loyalitas Jokowi kepada PDIP.
“Karena jangan sampai misalkan PDIP mendukung Puan, tahu-tahu Jokowi dukung Ganjar Pranowo atau mendukung capres lain. Itu kan lucu. Kalau mendukung capres lain, itu kan tidak loyal. Karena Jokowi kan kader PDIP, masa iya tidak loyal,” kata Ujang, Selasa (11/10/2022).
Selain itu, komitmen Jokowi dibutuhkan PDIP dalam hal capres. Megawati tidak menginginkan Jokowi bermain dan mendukung capres lain. Terlebih jika PDIP mengusung Puan sebagai capres, dukungan Jokowi dibutuhkan untuk mendompleng elektabilitas putri Megawati tersebut.
Di luar masalah dukungan Jokowi, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini melihat, pertemuan Batutulis lebih banyak membahas persoalan-persoalan kebangsaan. Mulai dari energi, pangan, potensi resesi, dan sebagainya.
Ia memahami bahwa saat ini merupakan tahun politik, intensitas dan tensi soal politik semakin tinggi, tak heran semua tokoh-tokoh partai semakin sering bertemu, termasuk Megawati dan Jokowi. Terpenting, Ujang mewanti-wanti jangan sampai pertemuan elit politik membahas urusan pribadi dan kepentingan golongan.
“Keduanya juga bisa membahas soal fenomena politik yang terjadi saat ini. Misalkan soal Nasdem, koalisi, manuver partai-partai, semua tentu bisa saja dibicarakan kedua tokoh ini. Saya melihat yang positif-positif saja, yang bagus-bagus saja. Mereka membicarakan perdoaaln kebangsaan, termasuk persoalan politik masa kini,” beber Ujang.
Ujang berpandangan, pertemuan elit partai sangat wajar dilakukan di tahun politik, termasuk membicarakan ihwal capres atau cawapres. Itu bukan suatu yang asing dan aneh. Begitupun rakyat biasa, wajar jika membicarakan capres atau cawapres di tahun politik. Itu hak semua warga negara dari elit partai politik hingga rakyat biasa.
Terkait capres yang bakal diusung, menurutnya, PDIP bakal mengusung Puan Maharani. Kendati demikian, sekali lagi dia menegaskan bahwa penentuan capres adalah hak prerogatif Megawati sebagai ketua umum partai.
“Saya melihatnya bisa saja yang diusung itu Puan. Menang atau kalah capresnya tetap Puan,” tegasnya. (her/din)