Subang (pilar.id) – Pemerintah Kabupaten Subang memberikan penghargaan CSR Award ke PT Pertamina EP (PEP) Subang Field Regional Jawa.
Pemberian penghargaan CSR Awards oleh Pemkab Subang untuk Pertamina EP Subang Field tersebut diberikan pada Kamis (16/3/2023) tengah bulan lalu.
Pertamina EP Subang Field mendapat penghargaan berkat konsistensi mereka memberdayakan masyarakat di Subang lewat pengembangan pertanian organik.
Penghargaan CSR Awards dengan kategori Jawara Mira tersebut, diserahkan langsung oleh Bupati Subang, H. Ruhimat, di tengah pelaksanaan Musrembang Pemkab Subang.
Jawara Mira merupakan kategori perusahaan yang proaktif dalam mengembangkan budidaya perikanan dan peternakan.
Menurut H. Ruhimat, pemberian apresiasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembangunan di Kabupaten Subang, sehingga mampu mewujudkan Subang Jawara.
“Penghargaan ini menjadi kebanggaan sekaligus amanah yang besar bagi PEP Subang Field untuk terus berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat di wilayah Kabupaten Subang,” kata Head of Communication, Relation & CID Zona 7, Wazirul Lutfi.
Beberapa program pengembangan masyarakat di bidang pertanian yang telah dijalankan oleh PEP Subang Field diantaranya Integrasi peternakan organik atau program Garasi Organik dan program Pesona (Pemanfaatan Serat Daun Nanas) Subang dengan memanfaatkan limbah daun nanas menjadi komoditas bernilai ekonomi.
Tak hanya itu, ada pula program unggula yakni Purnama Subang yang banyak berkecimpung dalam mendampingi kelompok purna migran Indonesia.
Program Garasi Organik ini terletak di Desa Pringkasap, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Subang. Penerima manfaat dalam program Garasi Organik adalah 27 peternak yang tergabung dalam kelompok ternak yang diberi nama Sa’urus Farm.
Kelompok ini mengelola sampah rumah tangga menjadi pakan ternak maggot. Hasil dari ternak maggot ini kemudian digunakan oleh peternak sebagai tambahan pakan untuk ternak dan juga bagian dari komposisi formulasi pakan pellet ternak organik.
Dedak, gaplek, menir, keong sawah dan juga jagung menjadi komposisi penyusun dalam pellet organik yang diproduksi oleh kelompok sa’urus farm.
Pakan ternak yang dihasilkan memberikan perubahan yang signifikan. Semula peternak yang beternak 100 ekor ayam membutuhkan biaya pakan bulanan sebesar Rp 1,5 juta.
Sedangkan ketika kelompok mampu memproduksi pellet organik, kebutuhan biaya pakan dengan produksi mandiri hanya membutuhkan Rp. 750.000/bulan.
Hal ini sangat ekonomis bila dibandingkan dengan pakan pabrikan yang selama ini digunakan oleh peternak. Ini menjadi harapan baru bagi peternak untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi melalui peternakan organik.
Melalui CSR, Perusahaan berupaya untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan dengan cara mengurangi produksi limbah melalui reduksi, penggunaan kembali dan daur ulang sampah. (fat)