Balikpapan (pilar.id) – PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), anak perusahaan dari PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) Regional Kalimantan, telah meraih persetujuan Final Investment Decision (FID) dari PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Subholding Upstream Pertamina.
Persetujuan ini mengamankan kelanjutan proyek Optimasi Pengembangan Lapangan/OPLL-3B Offshore senilai lebih dari 300 juta USD di Wilayah Kerja (WK) Mahakam, Kalimantan Timur.
Proyek OPLL-3B Offshore ini akan mencakup pengeboran dan penyambungan 32 sumur infill, kegiatan perforasi, dan pengendalian kepasiran (workover) di lapangan lepas pantai Peciko, South Mahakam, dan Sisi Nubi di WK Mahakam. Pengeboran ini direncanakan secara bertahap mulai tahun 2024 setelah mendapatkan persetujuan SKKMIGAS.
Direktur Utama PHI, John Anis, menegaskan komitmen perusahaan untuk terus berinvestasi dalam pengeboran sumur-sumur eksplorasi dan eksploitasi guna mendukung target produksi migas nasional, kebijakan transisi energi, dan pencapaian target net zero emisi PT Pertamina (Persero).
“Produksi gas WK Mahakam saat ini sangat vital untuk memenuhi kebutuhan industri pupuk, petrokimia, pembangkit listrik, serta gas kota di wilayah Kalimantan Timur. Sebagian gas juga digunakan sebagai gas alam cair (LNG) melalui fasilitas PT. Badak NGL, untuk memenuhi kontrak domestik dan ekspor sesuai alokasi pemerintah Indonesia,” kata John Anis.
John Anis menyampaikan bahwa proyek OPLL-3B Offshore diharapkan dapat meningkatkan cadangan migas dan berkontribusi pada keberlanjutan produksi WK Mahakam. Selain itu, proyek ini diharapkan memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan mendukung pertumbuhan ekonomi regional.
“Kami terus melakukan langkah strategis untuk mengembangkan sumur migas dan memberikan nilai yang signifikan bagi seluruh pemangku kepentingan. Oleh karena itu, pengerjaan sumur-sumur pada proyek OPLL-3B Offshore akan menggunakan platform-platform existing untuk mengoptimalkan fasilitas produksi yang masih berfungsi dengan baik,” jelas John.
John menjelaskan bahwa proyek ini diperkirakan akan meningkatkan cadangan WK Mahakam sekitar 75 Bcf gas dan 1 MMbbl kondensat. Produksi puncak proyek ini diharapkan dapat dicapai pada tahun 2026, dengan estimasi 70 MMscfd untuk gas dan 1200 bbls/day kondensat.
“Dukungan pemerintah melalui Insentif Migas pada tahun 2021 memberikan dampak positif pada kemampuan PHM dalam berinvestasi. Ini telah memungkinkan pengembangan lapangan melalui pengeboran sumur-sumur baru, meningkatkan recovery factor, dan memperpanjang usia sumur untuk mendukung produksi WK Mahakam dalam waktu yang lebih panjang,” tambah John.
PHI dan anak perusahaannya terus mendorong inovasi dan aplikasi teknologi dalam pengelolaan operasi hulu migas. Proyek OPLL-3B Offshore ini menjadi salah satu hasil dari inovasi tersebut, dengan memanfaatkan platform existing untuk efisiensi operasional dan keberlanjutan produksi migas.
Sementara itu, upaya eksplorasi PHM di WK Mahakam telah memberikan hasil positif, seperti penemuan di Manpatu. Perusahaan terus mempersiapkan rencana pengembangan ke depan dan berupaya menerapkan inovasi teknik guna mendukung keberlanjutan produksi migas dari WK Mahakam. (ret/hdl)