Jakarta (pilar.id) – Pemilihan Umum merupakan pesta demokrasi bagi seluruh rakyat Indonesia untuk menyampaikan suaranya dalam memilih pemimpin dan perwakilan di parlemen. Namun, dalam beberapa tahun terkahir, Pemilu juga Pilkada beberapa kali jadi ajang pecah belah akibat penggunaan politik identitas.
Untuk itu, Ketua DPR RI, Puan Maharani kembali menegaskan bahwa Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 adalah ajang demokrasi. Ajang untuk menyalurkan aspirasi, bukan merupakan ajang memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
“Pada tahun 1955, Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno pernah memberi pesan pemilihan umum jangan menjadi tempat pertempuran perjuangan kepartaian yang dapat memecah belah bangsa Indonesia,” kata Puan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (15/6/2022).
Puan mengaku dirinya sudah merasakan atmosfer Pemilu 2024 telah mendekati kekhawatiran yang pernah disampaikan oleh Bung Karno itu. Indikasi terhadap kekhawatiran itu, tambahnya, ialah mulai ada argumentasi yang mengarah pada polarisasi tidak sehat dalam berbagai diskusi tentang dinamika menuju Pemilu 2024 di ruang publik.
Hal itu disampaikan Puan saat menyampaikan sambutan dalam acara Peluncuran Tahapan Pemilu Tahun 2024, yang ditandai dengan Apel Siaga Pengawasan Pemilu 2024 secara serentak se-Indonesia oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI.
Dalam kesempatan itu, Puan mengajak seluruh elemen bangsa mengembalikan hakikat dan jati diri pemilu sebagai instrumen demokrasi yang berorientasi pada persatuan bangsa. Pemilu adalah arena kompetisi, bukan pertempuran di antara anak bangsa, tegasnya.
Dia mengibaratkan hasil pemilu legislatif untuk menentukan “ketua kelas”, “wakil ketua kelas 1”, “wakil ketua kelas 2”, dan seterusnya, di dalam Gedung Parlemen. Kemudian, para ketua dan wakil ketua kelas tersebut akan menjadi satu tim kerja untuk memusyawarahkan berbagai hal dan memutuskan yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Sebagai proses demokrasi untuk memilih pemimpin, Puan mengajak seluruh elemen bangsa Indonesia untuk bersama-sama menyukseskan Pemilu 2024, sehingga akan terpilih pemimpin dengan legitimasi kuat dari rakyat.
Dia juga mengimbau pesta demokrasi di Indonesia jangan sekadar mekanisme demokrasi dan rutinitas biasa.
“Pemilu memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam kehidupan berdemokrasi di Indonesia. Pemilu merupakan perwujudan pengamalan sila ke-4 Pancasila, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,” jelas Puan.
Dia mengatakan pemilu merupakan ajang untuk mendengar suara, harapan, dan impian rakyat Indonesia tentang apa yang mereka ingin negara wujudkan untuk kesejahteraan hidup rakyatnya.
“Melalui pemilu, rakyat bisa memilih putra putri terbaik bangsa yang akan memanggul tanggung jawab besar tugas kebangsaan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan,” ujarnya. (fat)