Jakarta (pilar.id) – Pada peringatan Hari Kartini 2024, Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani menyoroti perjuangan yang masih dihadapi oleh perempuan Indonesia dalam mencapai kesetaraan.
Dia mengajak seluruh perempuan Indonesia untuk mengambil inspirasi dari Raden Ajeng Kartini dan terus berjuang memperoleh hak-hak mereka.
“Meskipun telah berlalu lebih dari satu abad sejak perjuangan RA Kartini, namun kita masih menyaksikan banyak ketidakadilan yang dialami oleh kaum perempuan,” kata Puan dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (21/4/2024).
Puan menekankan bahwa kesetaraan gender, yang menjadi fokus perjuangan RA Kartini pada abad ke-20, masih merupakan agenda bersama hingga saat ini. Terutama dalam konteks keadilan bagi perempuan Indonesia, karena masih banyaknya ketimpangan yang terjadi.
“Meskipun Indonesia telah memiliki banyak pedoman, regulasi, dan aturan yang mendukung kesetaraan gender, namun kenyataannya, hingga saat ini banyak perempuan Indonesia yang masih mengalami ketimpangan sosial dan budaya,” ungkap Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini.
“Kita masih sering menemui kasus di mana perempuan mengalami perlakuan tidak adil, seperti halnya yang dialami oleh Kartini ketika berjuang melawan ketidakadilan yang timbul akibat peran sekunder perempuan dalam masyarakat,” tambahnya.
Puan juga menyoroti berbagai masalah yang dihadapi oleh perempuan Indonesia dalam memperoleh hak-hak mereka. Mulai dari hak untuk hidup tanpa kekerasan dan diskriminasi, hingga hak untuk mendapatkan akses pendidikan, kesehatan, pekerjaan, dan upah yang setara.
“Kita tidak bisa mengabaikan fakta bahwa masih banyak perempuan yang kesulitan mendapatkan akses pendidikan, kesehatan, dan teknologi, yang saat ini menjadi modal utama dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Cucu Proklamator Bung Karno ini.
“Kita juga melihat masih kurangnya ruang yang aman dan nyaman bagi perempuan di berbagai fasilitas umum. Oleh karena itu, menjadi tanggung jawab pemerintah untuk meningkatkan layanan yang memadai bagi perempuan,” lanjut perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
Selain itu, Puan juga menyoroti tingginya angka kekerasan terhadap perempuan di Indonesia, baik itu dalam bentuk kekerasan fisik, mental, maupun seksual.
“Tugas kita bersama, sebagai pemangku kebijakan dan pemangku kepentingan terkait, adalah untuk memastikan bahwa perempuan memiliki hak untuk hidup tanpa kekerasan dalam segala bentuk, serta mendapatkan keadilan di ranah hukum jika menjadi korban kekerasan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Puan mendorong agar setiap pemangku kepentingan memastikan bahwa perempuan memiliki kesempatan yang sama dalam dunia kerja, termasuk dalam hal upah yang setara dengan laki-laki.
“Dukungan untuk mencapai kesetaraan di tempat kerja harus diperkuat. Misalnya, dengan memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan untuk meningkatkan karir mereka, karena banyak perempuan Indonesia yang memiliki kemampuan dan prestasi yang luar biasa,” kata Puan.
Puan mengakui bahwa saat ini kesempatan bagi perempuan untuk menjadi pemimpin sudah semakin terbuka. Namun, masih banyak diskriminasi yang dialami perempuan di berbagai bidang. Padahal, banyak perempuan Indonesia yang memiliki potensi dan kemampuan yang tidak kalah dengan laki-laki dalam kepemimpinan.
“Perempuan masa kini harus diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengembangkan potensi dan kemampuannya,” tambahnya.
Puan juga menyoroti pengurangan hak-hak perempuan dalam konteks demokrasi, terutama terkait kebebasan berekspresi dan berpendapat yang seringkali diabaikan di ruang publik.
“Di tengah tantangan demokrasi yang sedang dihadapi oleh Indonesia belakangan ini, perempuan juga menghadapi ketidakadilan dalam berbagai aspek,” ucapnya.
Oleh karena itu, Puan mendorong upaya peningkatan pemberdayaan perempuan di bidang pelayanan publik untuk memastikan bahwa aspirasi perempuan dapat dengan mudah terwujud. Salah satunya melalui partisipasi politik yang dapat mengakomodir aspirasi perempuan.
“Pemberdayaan perempuan harus dilakukan di berbagai bidang, termasuk di bidang politik. Kami bersyukur melihat peningkatan partisipasi perempuan dalam politik dari waktu ke waktu, yang tercermin dari peningkatan jumlah perempuan di lembaga legislatif,” ujar Puan.
Puan juga menyebutkan pernyataan Presiden Megawati Soekarnoputri tentang tantangan demokrasi di Indonesia. Dia mengajak semua perempuan Indonesia untuk terus berjuang demi mewujudkan cita-cita demokrasi sebagai bagian dari kebanggaan bangsa.
“Dengan demokrasi yang sehat, hak-hak perempuan dapat terwujud sepenuhnya. Mari kita bersama-sama menjadi Kartini modern yang terus menerus memperjuangkan emansipasi, menjadi perempuan tangguh, dan berkomitmen pada kemajuan demokrasi,” pungkasnya.
Puan juga mengajak seluruh perempuan Indonesia untuk melanjutkan perjuangan RA Kartini demi menciptakan generasi yang lebih baik.
“Jangan pernah menyerah dalam menghadapi berbagai tantangan dan ketidakadilan yang dihadapi oleh perempuan, karena setelah gelap akan ada terang. Selamat Hari Kartini untuk semua perempuan hebat Indonesia,” tutup Puan. (hen/hdl)