Banyuwangi (pilar.id) – Sebanyak 200 atlet panahan turut berpartisipasi dalam kejuaraan panahan tradisional yang diselenggarakan oleh Perpatri Nusantara Jaya Kabupaten Banyuwangi. Acara tersebut merupakan kolaborasi antara Perpatri Nusantara Jaya, Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) Kabupaten Banyuwangi, dan Kepala Desa Karangharjo, Glenmore, dan berlangsung meriah pada akhir pekan lalu.
Ahmad Yani, Ketua KORMI Banyuwangi, memberikan apresiasi terhadap Banyuwangi Archery Festival, yang diadakan seiring dengan pelantikan pengurus Perpatri Nusantara Jaya Kabupaten Banyuwangi. Ia memberikan pesan agar seluruh pengurus Perpatri tetap menjaga kekompakan.
“Sesuai dengan semangatnya, beda busur tetap bangun seduluran. Semoga selalu kedepankan marwah olahraga demi menjaga hidup sehat, bugar, dan berbahagia,” ujar Ahmad Yani pada Selasa (30/1/2024).
Ketua KORMI Jawa Timur, Hudiyono, menyatakan bahwa panahan tradisional, seperti jemparingan, merupakan olahraga dan warisan budaya yang penting untuk dilestarikan dan dikembangkan oleh Perpatri. Hudiyono menekankan bahwa penggiat panahan tradisional juga berperan dalam menjaga warisan budaya dengan mengenakan pakaian adat saat berolahraga.
“Banyuwangi Archery Festival menjadi event luar biasa untuk mempromosikan olahraga tradisional yang masih sangat diminati masyarakat. Panahan tradisional tidak hanya melatih kekuatan otot kaki dan tangan, tetapi juga melatih fokus dan konsentrasi,” ungkap Hudiyono.
Naufal Fajrul Haqqi, Ketua Perpatri Nusantara Jaya Banyuwangi, mengungkapkan bahwa peserta yang ikut dalam pertandingan berasal tidak hanya dari Banyuwangi, melainkan juga dari Jember, Lumajang, Probolinggo, Bondowoso, Surabaya, dan Pasuruan.
“Tujuan diadakan lomba panahan ini adalah untuk memasyarakatkan olahraga, mengolahragakan masyarakat, dan membudayakan serta menjaga tradisi luhur bangsa,” ujar Naufal.
Naufal juga menjelaskan perbedaan antara panahan tradisional dan panahan modern, dengan panahan tradisional menggunakan busur yang terbuat dari kayu atau bambu dan memiliki sentuhan tradisi yang kuat.
“Dengan diadakannya Banyuwangi Archery Festival, kami berupaya melestarikan sekaligus mencari bibit-bibit atlet muda berbakat di masa depan,” tambah Naufal.
Kejuaraan panahan Banyuwangi Archery Festival memperlombakan tiga jenis busur, yaitu jemparingan, barebow tradisi, dan horsebow.
“Harapannya dengan diadakan event ini dapat mengangkat kebudayaan dan pariwisata masing-masing daerah, dapat mengangkat perekonomian lokal, dan melahirkan bibit atlet panahan yang handal,” pungkas Naufal. (riq/hdl)