Industri kecantikan telah menjadi salah satu industri terbesar di dunia dengan pertumbuhan yang pesat. Dalam beberapa dekade terakhir, industri ini telah mengalami perubahan besar-besaran, tidak hanya dalam hal produk yang ditawarkan, tetapi juga dalam cara industri ini memengaruhi standar kecantikan di masyarakat.
Salah satu dampak yang kurang diungkap adalah hilangnya kecantikan khas daerah karena promosi produk kecantikan yang umumnya didasarkan pada standar kecantikan global.
Ini yang terjadi, industri kecantikan cenderung mempromosikan standar kecantikan global yang sering kali berbeda dengan kecantikan lokal.
Standar kecantikan global sering kali diilustrasikan dalam media massa dengan ciri-ciri tertentu seperti kulit cerah, bentuk tubuh tertentu, dan fitur wajah tertentu.
Promosi produk-produk kecantikan yang mengikuti standar ini mengakibatkan masyarakat merasa tertekan untuk memenuhi norma tersebut, bahkan jika norma tersebut tidak sesuai dengan kecantikan lokal yang beragam.
Ketika industri kecantikan menekankan standar global, banyak kecantikan khas daerah mulai merasa inferior. Produk-produk kecantikan seringkali menyiratkan bahwa kulit cerah adalah standar kecantikan yang diinginkan, dan ini bisa mengarah pada penggunaan produk pemutih kulit yang merugikan.
Dalam beberapa masyarakat, fitur wajah dan tubuh yang berbeda dari standar global mungkin dianggap kurang menarik, menghasilkan rasa rendah diri yang pada gilirannya dapat merusak citra diri.
Media massa, termasuk iklan produk kecantikan, serta selebriti yang sering berperan sebagai ikon kecantikan, berperan besar dalam membentuk persepsi kecantikan.
Kebanyakan selebriti yang dihadirkan dalam iklan produk kecantikan adalah mereka yang memenuhi standar global. Ini dapat mempengaruhi penonton, terutama generasi muda, untuk menganggap bahwa hanya kecantikan sesuai standar global yang berharga.
Dalam banyak budaya Asia, kulit cerah adalah standar kecantikan, dan ini telah mendorong konsumsi produk pemutih kulit secara luas. Pemakaian produk ini dapat memiliki konsekuensi kesehatan yang serius dan memicu diskriminasi terhadap orang dengan warna kulit yang lebih gelap.
Dengan gambaran ini, bisa jadi kita memang perlu lebih serius menilai ulang standar kecantikan. Karena penting untuk merespons dampak negatif dari standar kecantikan global yang diimpor oleh industri kecantikan dengan mengkaji ulang konsep kecantikan lokal.
Masyarakat perlu memahami bahwa kecantikan tidak seharusnya dibatasi oleh standar global, dan bahwa keindahan khas daerah memiliki nilai yang mendalam. Perlu juga mempromosikan keragaman kecantikan sebagai sesuatu yang harus dihargai.
Industri kecantikan telah memberikan kontribusi besar terhadap hilangnya kecantikan khas daerah karena penekanannya pada standar kecantikan global yang tidak selalu sesuai dengan kecantikan lokal.
Hal ini mengakibatkan penggunaan produk pemutih kulit yang merugikan, perasaan tidak percaya diri, dan citra diri yang rusak.
Penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa kecantikan lokal memiliki nilai yang mendalam dan perlu dihormati. Perubahan dalam pandangan tentang kecantikan adalah langkah pertama untuk mengembalikan kecantikan khas daerah dan mempromosikan kecantikan yang beragam.