Jakarta (pilar.id) – Pengamat politik Rocky Gerung mengibaratkan, Anies Baswedan seperti duri dalam daging pencalonan Puan Maharani sebagai calon presiden 2024. Hal itu disampaikan Rocky menanggapi pencalonan Puan yang terkesan lambat. Bahkan, PDIP baru akan mendeklarasikan calon presidennya pada Juni 2023.
“Nah itu musti dicabut itu,” kata Rocky, di Jakarta, Selasa (11/10/2022).
Menurut Rocky setengah tahun ke depan, proyek PDIP adalah ‘deaniesiasi‘ atau ‘menghilangkan’ Anies sebagai faktor pengganggu elektabilitas Puan. Salah strategi yang bisa dilakukan PDIP adalah mengganggu koalisi yang dibangun Partai Nasdem.
Meskipun, Rocky juga melihat Partai Nasdem kurang memberikan ruang bagi PKS maupun Partai Demokrat untuk menyuarakan keinginannya. Sehingga, PKS sendiri menyatakan masih menunggu Masjelis Syuro dalam menentukan calon presiden.
“Secara samar-samar, PKS mungkin terganggu sedikit karena kurang diasuh sedikit oleh Nasdem soal pencalonan Anies itu,” kata dia.
Menurut Rocky, ada baiknya PDIP mempercepat keputusan partai terkait calon presiden. Dengan demikian, bila Puan terpilih dapat menyelamatkan kekacauan di internal PDIP. Sebab, saat ini terdapat 2 kandidat terkuat, yaitu Puan sendiri dan Ganjar Pranowo.
“Kalau Puan ditaruh, sudah nggak ada kekacauan kalkulasi. Tinggal orang kampanye buat Puan,” kata dia.
Di sisi lain, Rocky khawatir tidak ada yang ingin menjadi calon wakil presiden Puan. Karena, bila Puan disandingkan dengan siapapun akan kalah dengan Anies.
“Jadi saya lihat bahwa karena ketiadaan calon, maka calon yang potensial menandingi Puan pasti dipangkas. Anies terutama, yang pertama itu. Jadi masalah kita bukan mencarikan calon, tapi memangkas calon potensial yang menganggu elektabilitas Puan,” kata dia. (ach/fat)