Pangkalan Bun (pilar.id) – PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) mengalokasikan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 500 miliar-Rp 600 miliar pada tahun 2023. Capex tersebut direncanakan untuk pengembangan infrastruktur, perkebunan, dan ekspansi lahan.
Jap Hartono, CFO SMSS, mengungkapkan bahwa capex SMSS telah terealisasi sebesar 55 persen selama kuartal I 2023. “Capex sebesar 55 persen telah digunakan untuk infrastruktur dan kebutuhan perkebunan, seperti pemupukan,” jelas Jap dalam pernyataannya pada Selasa (13/5/2023).
Meskipun SMSS telah mengalokasikan capex untuk ekspansi lahan pada tahun 2023, namun perusahaan perkebunan ini belum menetapkan jumlah lahan yang pasti. Menurut Jap, ekspansi lahan SMSS akan dilakukan sesuai dengan komitmen pengelolaan yang berkelanjutan.
Diakui, pihaknya akan melakukan ekspansi terhadap lahan yang dinilai memenuhi komitmen tata kelola dan program keberlanjutan SMSS. “Tetapi terkait aksi korporasi, saat ini belum ada rencana dalam waktu dekat,” ungkapnya.
Selama sebulan terakhir, harga crude palm oil (CPO) mengalami penurunan. Berdasarkan data, harga CPO saat ini berada pada RM 3.422 per ton.
Harga CPO turun sebesar 5,37 persen dalam sebulan dan 41,48 persen dalam setahun. Menurut Jap, penurunan harga disebabkan oleh peningkatan produksi CPO domestik pada paruh pertama tahun 2023. Hal ini, lanjut dia, berdampak pada peningkatan stok di pasar.
“Sehingga harga CPO mengalami penurunan,” ungkap dia. Selain itu, adanya produk pengganti CPO, seperti minyak kedelai yang sedang dalam musim panen besar-besaran saat ini, juga berdampak pada penurunan harga. Sebagai akibatnya, harga minyak pengganti menjadi lebih murah.
Akibatnya, kata Jap, negara-negara seperti India, yang notabenenya salah satu eksportir minyak goreng, memilih untuk membeli minyak pengganti yang lain.
Dalam tren harga, Jap memproyeksikan bahwa harga CPO masih akan mengalami kenaikan pada tahun 2023, tetapi tidak akan melebihi 1.000 Dollar AS per metrik ton. Hal ini disebabkan oleh penurunan stok CPO di India, yang berpotensi meningkatkan ekspor Indonesia. (usm/hdl)