Surabaya (pilar.id) – Berlokasi di Jalan Rungkut Lor 2, Kacamatan Rungkut, Kota Surabaya, Jawa Timur, berdiri sebuah wisata baru bernama Kampung Kue. Seperti namanya, kampung ini menjadi sentra pembuatan berbagai macam kue. Mulai kue keinian sampai kue-kue tradisional.
Diresmikan pada 8 Februari 2022 lalu, kawasan wisata yang baru berjalan sekira satu setengah bulan ini sudah bisa mendapatkan omset penjualan mencapai Rp15 juta per hari.
Meski secara resmi kawasan ini menjadi kampung kue sejak Februari 2022. Namun, proses perintisannya berjalan lebih jauh ke belakang hingga tahun 2001. Ketika itu, Choirul Mahpuduah masih seorang diri membuat dan berbisnis kue di daerah Rungkut Lor 2 tersebut.
“Alhamdulillah kami yakin bisa mengejar omset kami, seperti saat sebelum pandemi COVID-19. Kami yakin, bahwa Kampung Kue akan tetap ada untuk membantu menggerakkan ekonomi warga sekitar,” kata Koordinator Wisata Kampung Kue Choirul Mahpuduah di Surabaya, Sabtu (19/3/2022).
Menurut dia, dalam sehari, Wisata Kampung Kue yang di dalamnya terdapat 63 pedagang mampu memproduksi 2 juta kue, dengan total 70 jenis kue basah dan kering, yang dijual kembali oleh pemborong ke kabupaten/kota Sidoarjo dan Gresik. Hasilnya, pedagang di Kampung Kue ini mampu meraup omset hingga Rp15 juta per hari.
Irul panggilan akrab Choirul Mahpuduah, mengatakan, Wisata Kampung Kue semakin dikenal oleh masyarakat luas menyusul banyaknya kunjungan baik dari lembaga, kantor, perguruan tinggi dan lainnya.
“Bahkan, banyak sekali pembeli atau pengunjung yang membeli dan memesan kue yang dimakan oleh Bapak Wali Kota Eri Cahyadi, yakni kue apem. Mengingat juga dengan tradisi megengan menjelang bulan puasa, kami dibanjiri banyaknya pesanan kue apem,” kata Irul.
Irul mengaku, bahwa perjalannya mendirikan Wisata Kampung Kue tidak semulus yang dibayangkan. Berawal dari tahun 2001 saat Irul pertama kali berdagang kuliner seorang diri, hingga pada tahun 2005 belajar untuk memulai menggerakkan mesin perekonomian di kampungnya dengan mengajak para ibu-ibu yang terbiasa membuat kue.
“Produk kami juga diterima di hotel-hotel dan pusat oleh-oleh, hingga di maskapai penerbangan. Bahkan, untuk kue kering, saat sebelum pandemi COVID-19 di tahun 2019, sudah menembus pasar di Singapura dan Malaysia,” ujarnya.
Namun hal itu tak berlangsung lama, sejak pandemi COVID-19 menghantam Indonesia, Irul dan kawan-kawannya terpaksa harus menerima pengembalian produk dari pusat oleh-oleh, hingga harus memulai bisnis kue dari awal.
Setelah Kampung Kue diresmikan pada 8 Februari 2022 lalu, Irul mengaku mendapat banyak dampak positif yang mempengaruhi usaha para ibu-ibu. Wisata Kampung Kue lebih dikenal dan kunjungan wisatawan semakin meningkat.
“Secara otomatis penghasilan semakin meningkat. Dengan diresmikannya Wisata Kampung Kue ini menambah kepercayaan masyarakat pada kualitas kue yang kami buat, hal ini juga membuat kredibilitas Kampung Kue semakin meningkat,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopumdag) Kota Surabaya Fauzie Mustaqiem Yos menjelaskan, pihaknya bersama dinas kesehatan dan stakeholder terkait, ikut memberikan pendampingan terkait perizinan kepada para pelaku UMKM di Wisata Kampung Kue.
Bahkan, lanjut dia, sebelum diresmikan langsung oleh Wali Kota Eri Cahyadi, Dinkes juga memberikan pelatihan kepada pengelola dan penjamah makanan.
“Tujuannya adalah untuk meningkatkan pemahaman akan pentingnya makanan yang higenis,” katanya. (fat/antara)