Surabaya (pilar.id) – Kota Surabaya adalah sebuah kota yang kaya akan sejarah yang tak terlupakan, terutama melalui bangunan-bangunan bersejarah yang masih berdiri teguh hingga saat ini.
Banyak dari bangunan-bangunan ini memiliki akar dalam masa penjajahan yang menjadi bagian integral dari sejarah Kota Pahlawan.
Mencari tempat bersejarah di Surabaya tidaklah sulit, dan salah satu kawasan yang penuh dengan histori adalah Surabaya Utara.
Berikut adalah empat kawasan bersejarah yang patut dikunjungi di Surabaya Utara.
1. Jalan Gula
Kawasan Jalan Gula, yang terletak di Surabaya Utara, juga memiliki banyak bangunan bersejarah bergaya oriental. Kawasan ini juga dikenal sebagai pecinan atau perkampungan orang Tionghoa. Bangunan-bangunan bersejarah ini memiliki atap meruncing khas dan papan kayu jati berukirkan huruf kanji. Kawasan ini menjadi cagar budaya karena merupakan tempat bersejarah bagi komunitas Tionghoa yang telah lama berperan dalam perdagangan dan perkembangan Kota Surabaya.
2. Rumah Abu Han
Rumah Abu Han adalah rumah peribadatan yang dimiliki oleh Han Bwee Koo, orang Tionghoa pertama yang datang dan tinggal di Surabaya. Bangunan ini terletak di Jalan Karet 62. Keluarga Abu Han sering datang ke rumah ini untuk bersembahyang. Bangunan ini masih utuh hingga hari ini, dengan arsitektur bergaya oriental yang terbuat dari keramik dan ukiran besi. Rumah ini baru-baru ini diakui sebagai cagar budaya oleh Pemerintah Kota Surabaya karena peran pentingnya dalam sejarah kota.
3. Penjara Koblen
Penjara Koblen, terletak di Jalan Koblen, Bubutan, Surabaya, awalnya merupakan rumah tahanan yang dibangun oleh kolonial Belanda sebagai basis militer dan asrama tentara. Namun, pada masa penjajahan Jepang, tempat ini digunakan sebagai penjara untuk orang-orang Indonesia. Walaupun usianya sudah tua, tembok bangunan penjara ini masih kokoh, mengingatkan kita pada masa lalu yang pernah dijajah oleh dua negara, Belanda dan Jepang.
4. Makam Peneleh
Makam Peneleh adalah kompleks pemakaman yang dibangun oleh kolonial Belanda pada tahun 1814. Pada masa itu, makam ini digunakan untuk pemakaman orang-orang Belanda yang meninggal di Surabaya dan tidak bisa dikembalikan ke tanah air mereka. Oleh karena itu, orang Belanda pada saat itu merasa bahwa makam Peneleh adalah tempat pemakaman leluhur mereka. Bangunan makam ini juga memiliki nilai arsitektur yang menarik, dengan nisan yang dihiasi indah, mencerminkan kekayaan sejarah Surabaya.
Mengunjungi kawasan-kawasan bersejarah ini adalah cara yang luar biasa untuk merasakan sejarah yang kaya dan beragam dari Kota Surabaya yang penuh dengan kenangan masa lalu yang masih hidup hingga sekarang.
Dengan pelestarian cagar budaya oleh Pemerintah Kota Surabaya, kita dapat terus menjaga dan menghargai warisan bersejarah ini. (rio/ted)