Surabaya (pilar.id) – Lautan jamaah memadat di sekitar Pasar Wisata Ampel di sore kedua peringatan Haul Akbar Sang Wali. Mereka rela berdesakan menunggu acara Kirab Hadrah melewati rute yang sudah ditentukan.
Selepas shalat Ashar di Masjid Sunan Ampel, rombongan pawai memulai kirab dari Kampung Margi. Melintasi Ampel Maghfur, arak-arakan kesenian hadrah itu lalu masuk ke Pasar Wisata Ampel. Tujuan akhir pawai adalah Makam Sunan salah satu Wali Songo tersebut.
Di komplek makam tersebut, puluhan ribu jamaah sudah menunggu untuk serangkaian acara Haul yang digelar selama tiga hari.
Kirab hadrah memang menjadi acara yang banyak ditunggu dalam rangkaian Haul Akbar. Selain membaca Yasin dan Tahlil, pengajian, serta doa bersama tentunya.
Vakum dua tahun karena pandemi, baru tahun ini kirab digelar kembali. “Senang ada kirab hadrah lagi. Jadi ada hiburan. Acara haul jadi lebih meriah,” kata Zul salah satu peserta kirab dari kampung Sukodono. Tiap tahun Zul rutin datang di Haul ini, meski dua tahun pandemi sempat dibatasi.
Setelah menyelesaikan kirab, peserta ikut duduk di sekitar area makan Sunan Ampel bergabung dengan lautan jamaah untuk selanjutnya melantunkan Yasin, Tahlil dan doa bersama.
Seperti diketahui, Sunan Ampel, yang memiliki nama asli Raden Rahmat, adalah salah satu dari sembilan Wali Songo, yaitu para ulama atau tokoh-tokoh Muslim yang menyebarkan agama Islam di Jawa pada abad ke-15. Ia lahir di Champa, Vietnam, pada tahun 1401 dan meninggal pada tahun 1481 di Surabaya, Jawa Timur, Indonesia.
Sunan Ampel merupakan putra dari Raja Champa yang kemudian berpindah agama menjadi seorang Muslim. Ia belajar agama Islam di bawah bimbingan ayahnya sendiri dan juga dari para ulama lainnya di Mekah dan Madinah.
Setelah kembali ke Jawa, Sunan Ampel menyebarkan ajaran Islam di berbagai daerah, termasuk Surabaya dan sekitarnya. Ia juga mendirikan beberapa pesantren dan masjid di Jawa Timur. Salah satu pesantren yang didirikannya adalah Pesantren Ampel Denta di Surabaya yang masih berdiri hingga sekarang.
Selain sebagai seorang ulama dan pendakwah, Sunan Ampel juga terkenal sebagai seorang wali atau orang yang memiliki kemampuan gaib. Ia sering melakukan ziarah ke berbagai tempat suci di Jawa dan juga di Mekah.
Sunan Ampel meninggal pada tahun 1481 di Surabaya dan dimakamkan di makam Ampel, Surabaya. Hari lahirnya diperingati sebagai hari libur nasional di Jawa Timur, yaitu pada tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Islam. (ton/hdl)