Surabaya (pilar.id) – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke kawasan perkampungan Dukuh Kupang, Kecamatan Sawahan, yang menjadi viral karena banjir pada Jumat (8/12/2023).
Selama sidak di lokasi, banyak petugas dari Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya yang sedang melakukan pengerukan saluran.
Wali Kota Eri Cahyadi menjelaskan bahwa banjir yang terjadi pada malam tanggal 7 Desember 2023 di kawasan Dukuh Kupang tidak hanya disebabkan oleh tingginya curah hujan. Faktor lain yang berkontribusi adalah adanya rumah warga yang terletak di dalam cekungan dan bangunan-bangunan tersebut menutupi saluran, sehingga terjadilah banjir.
“Jalan di sini tinggi, tetapi langsung menurun begitu. Banyu Urip dan Dukuh Kupang memiliki banyak lokasi dengan karakteristik serupa,” ujar Wali Kota Eri.
Menurut Wali Kota Eri Cahyadi, kawasan ini sudah sering mengalami banjir sejak tahun 1976 hingga saat ini. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Surabaya melalui DSDABM sedang mencari solusi efektif untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Saat melakukan sidak, Wali Kota Eri menyatakan kekecewaannya karena sebagian besar rumah di kawasan tersebut membangun struktur bangunan yang menutupi saluran. Cak Eri merasa heran mengapa saluran di kawasan ini bisa dibangun teras rumah oleh warga.
Wali Kota Eri Cahyadi menegaskan bahwa rumah-rumah yang menutupi saluran di sekitar Dukuh Kupang Gang Lebar harus dibongkar. “Ada saluran yang menyempit, mengapa? Karena ada rumah yang berdiri di tengah-tengah seperti itu, dan kita akan mengembalikan lagi fungsinya,” tegas Wali Kota Eri.
Untuk segera menangani masalah ini, Wali Kota Eri menginstruksikan jajarannya di DSDABM, kecamatan, dan kelurahan untuk melakukan koordinasi dengan RT, RW, serta warga guna membahas solusi.
“Jangan sampai kepentingan satu atau dua orang mengorbankan semua rumah. Semua harus berani menegur jika ada yang tidak benar, dan warga harus bersedia membongkar teras-teras yang menutupi saluran,” katanya.
Dalam sidak tersebut, Wali Kota Eri Cahyadi berdiskusi bersama warga Dukuh Kupang untuk mencari solusi terbaik. Rencananya, jalur air akan dipotong (crossing) melalui jalan utama untuk dialirkan ke sungai, sehingga air tidak melintasi perkampungan warga.
“Jadi kita potong, nantinya kita potong aliran melalui jalan. Untuk perkampungan, kita akan memperbaiki saluran dan memberikan box culvert. Rumah-rumah yang bangunannya berada di atas saluran itu harus dibongkar,” terangnya.
Wali Kota Eri menambahkan bahwa setelah proses perencanaan pembangunan selesai didiskusikan bersama RT/RW, akan segera dilakukan proses lelang. Dengan proses lelang selesai, diharapkan pengerjaan box culvert dapat dimulai pada akhir Desember 2023 atau awal Januari 2024. “Jadi, langsung dapat dikerjakan, saya yakin warga-warga ini akan selalu bersatu,” pungkasnya. (rio/hdl)