Jakarta (pilar.id) – Film Godzilla: King of the Monsters dirilis pada tahun 2019, tepatnya 29 Mei 2019 di Indonesia. Film yang mengusung genre aksi, petualangan, dan fantasi ini disutradarai oleh Michael Dougherty.
Film Godzilla: King of the Monsters dibintangi Kyle Chandler sebagai Mark Russell, Vera Farmiga sebagai Dr. Emma Russell, Millie Bobby Brown sebagai Madison Russell, Ken Watanabe sebagai Dr. Ishirō Serizawa, Sally Hawkins sebagai Dr. Vivienne Graham, dan Charles Dance sebagai Alan Jonah.
Film ini merupakan bagian dari MonsterVerse, sebuah waralaba film yang menggabungkan karakter-karakter dari tokoh-tokoh klasik monster kaiju Jepang seperti Godzilla, Mothra, Rodan, dan King Ghidorah.
Dalam Godzilla: King of the Monsters, para ilmuwan dan agen Monarch berusaha untuk melindungi manusia dari serangan monster raksasa yang ingin mengambil alih kekuasaan di planet ini.
Diceritakan, Dr. Emma Russell, ahli paleobiologi, menciptakan sebuah perangkat bernama Orca yang dapat berkomunikasi dengan monster kaiju.
Namun, kelompok ekstremis menculik Emma dan putrinya, Madison, untuk menggunakan Orca guna membangunkan dan mengendalikan monster kaiju untuk menghancurkan peradaban manusia.
Sementara itu, Godzilla muncul untuk melawan ancaman dari monster kaiju lainnya, termasuk King Ghidorah, yang merupakan musuh bebuyutan Godzilla.
Godzilla: King of the Monsters menerima ulasan yang bervariasi dari kritikus film dan penonton. Meskipun beberapa orang mengapresiasi aksi monster yang spektakuler dan efek khususnya, beberapa kritik ditujukan pada narasi dan karakter manusianya yang dianggap lemah.
Secara komersial, film ini meraup keuntungan di box office global, tetapi performanya di Amerika Serikat dianggap di bawah ekspektasi. Meskipun demikian, film ini masih membangun landasan untuk film MonsterVerse berikutnya, termasuk Godzilla vs. Kong yang dirilis pada tahun 2021.
Godzilla Si Monster Jepang
Godzilla adalah monster kaiju yang pertama kali muncul dalam film Jepang berjudul Gojira pada tahun 1954. Film ini disutradarai oleh Ishirō Honda dan menjadi pencetus dari waralaba Godzilla yang terkenal.
Karakter Godzilla awalnya diciptakan sebagai simbol dari dampak buruk radiasi nuklir dan bom atom yang dijatuhkan di Jepang pada Perang Dunia II.
Sejak kemunculan pertamanya, Godzilla telah menjadi salah satu ikon populer dalam budaya pop Jepang dan internasional. Monster ini sering digambarkan sebagai makhluk raksasa yang muncul dari laut untuk menghancurkan kota-kota, sementara sejumlah film menyelidiki sisi manusiawi dari karakter tersebut dan melibatkan Godzilla dalam pertempuran melawan monster kaiju lainnya.
Selama bertahun-tahun, Godzilla telah muncul dalam banyak film, acara televisi, buku komik, dan permainan video. Waralaba Godzilla telah menjadi salah satu yang paling terkenal dan bertahan lama di dunia film monster.
Film-film Godzilla tidak hanya mendapatkan popularitas di Jepang, tetapi juga di seluruh dunia, memperluas dampaknya sebagai simbol ikonik dalam dunia hiburan.
Dalam film ini Godzilla digambarkan sebagai makhluk raksasa berbentuk dinosaurus atau reptil prasejarah dengan berbagai ciri unik. Karakter Godzilla telah mengalami beberapa perubahan desain dan interpretasi sepanjang sejarahnya, tergantung pada sutradara, produser, dan konteks kisah dalam setiap filmnya.
Godzilla selalu digambarkan sebagai makhluk yang sangat besar, seringkali mencapai ketinggian ratusan kaki. Ini memberikan Godzilla daya hancur yang luar biasa dalam pertempuran dan memberikan efek dramatis dalam skala kota yang dihancurkan.
Desain kulit Godzilla dapat berubah-ubah, tetapi sering kali memiliki elemen bersisik atau berotot. Beberapa versi Godzilla memiliki bulu yang menyerupai sisik atau tekstur kulit yang kasar.
Godzilla juga dianggap memiliki serangkaian sirip atau punggung yang menjulang di sepanjang punggungnya. Sirip ini dapat menyala atau memancarkan energi dalam beberapa versi film.
Sebagai bagian dari asal-usulnya yang terkait dengan radiasi nuklir, Godzilla sering memiliki kemampuan untuk menyemburkan nafas berenergi nuklir atau api yang dapat merusak. Dalam banyak kisah, Godzilla memiliki asal-usul yang terkait dengan eksperimen nuklir atau dampak buruk radiasi, memberikan makhluk itu sifat-sifat nuklir yang berbahaya.
Interpretasi karakter Godzilla bisa bervariasi dari film ke film. Dalam beberapa film, Godzilla merupakan pelindung Bumi, melawan monster kaiju jahat atau ancaman manusia. Di film lain, Godzilla muncul sebagai kekuatan destruktif yang dapat merusak kota dan infrastruktur manusia. (ret/hdl)