Jakarta (pilar.id) – Wrath of the Titans adalah film aksi-fantasi yang dirilis pada tahun 2012, disutradarai oleh Jonathan Liebesman. Ini merupakan sekuel dari film Clash of the Titans (2010) dan kedua kalinya diadaptasi dari mitologi Yunani.
Wrath of the Titans mengisahkan petualangan pahlawan mitologis, Perseus (diperankan oleh Sam Worthington), yang kembali ke dunia para dewa untuk menyelamatkan ayahnya, Zeus (diperankan oleh Liam Neeson), dari kekuatan jahat yang sedang bangkit, yaitu Titan Kronos.
Bersama dengan sekutu-sekutunya, termasuk Andromeda (diperankan oleh Rosamund Pike) dan dewa-dewa lainnya, Perseus terlibat dalam pertempuran epik untuk menghentikan kehancuran yang sedang datang.
Selain Sam Worthington sebagai Perseus, Liam Neeson sebagai Zeus, dan Rosamund Pike sebagai Andromeda, film ini juga dibintangi Ralph Fiennes sebagai Hades, Édgar Ramírez sebagai Ares, Toby Kebbell sebagai Agenor, dan Bill Nighy sebagai dewa Hephaestus.
Wrath of the Titans disutradarai Jonathan Liebesman. Sebagai produser Basil Iwanyk dan Polly Johnsen, penulis skenario Dan Mazeau dan David Leslie Johnson-McGoldrick. Dalam durasi yang ketat, hanya 99 menit, Wrath of the Titans dirilis pada 28 Maret 2012 di Amerika Serikat.
Meskipun Wrath of the Titans mendapat beberapa kritik terkait plot dan pengembangan karakter, film ini tetap mendapatkan perhatian atas adegan aksi dan efek visual yang mengesankan. Meskipun tidak sepopuler pendahulunya, film ini berhasil secara komersial dengan meraih pendapatan box office yang layak.
Wrath of the Titans menonjolkan efek visual yang spektakuler, terutama dalam menggambarkan makhluk-makhluk mitologis seperti makhluk laut yang menakutkan dan makhluk api. Penggunaan teknologi 3D juga ditonjolkan untuk meningkatkan pengalaman penonton.
Wrath of the Titans merupakan film yang menawarkan aksi fantastis dan penggambaran visual yang mengesankan dari dunia mitologi Yunani. Meskipun mungkin tidak memenuhi ekspektasi beberapa penggemar, film ini tetap menjadi pilihan yang menarik bagi mereka yang menyukai genre fantasi dan petualangan mitologis.
Film Wrath of the Titans memperkenalkan image tentang para dewa dan anak-anaknya dengan gaya yang lebih humanis dan mendalam.
Film ini mengeksplorasi dimensi lebih dalam dari karakter-karakter mitologis, menampilkan sisi-sisi manusia dan kerapuhan mereka, yang kontras dengan penampilan mereka sebagai entitas yang kuat dan tak terkalahkan dalam mitologi Yunani.
Beberapa aspek yang mencirikan gaya lebih humanis dalam film ini antara lain, kelemahan dan konflik batin para dewa, termasuk Zeus dan Hades, yang terjebak dalam dilema moral dan pertanyaan eksistensial mereka. Wrath of the Titans juga menyoroti sisi manusiawi dewa-dewa tersebut memberikan dimensi baru pada karakter mereka, menjauhkan mereka dari gambar tradisional yang tak terkalahkan.
Film ini juga mengeksplorasi hubungan antara ayah dan anak, khususnya antara Zeus dan Perseus, dengan lebih mendalam.
Melalui pendekatan yang lebih humanis, Wrath of the Titans mencoba memberikan dimensi baru pada mitologi Yunani, menghadirkan karakter-karakter yang lebih kompleks dan memiliki sisi-sisi manusiawi yang lebih dalam. Ini merupakan suatu pendekatan yang berbeda dari cara tradisional penyajian mitologi Yunani dalam dunia film. (ret/hdl)