Jakarta (pilar.id) – Gadis itu, Nayla (18), tak bisa menyembunyikan kegembiraannya saat berjumpa dengan Siti Atikoh Supriyanti, istri Ganjar Pranowo. Dengan semangat ia pun memaerkan lukisan yang khusus ia buat sepanjang malam untuk Atikoh.
Momen indah tersebut terjadi di acara peringatan Hari Disabilitas Internasional, yang dihadiri oleh Atikoh atas undangan Komunitas Disabilitas Tunarungu Indonesia (KDTI). Acara berlangsung di BUMI Pospera, Cipinang, Jakarta Timur, pada Minggu (3/12/2023).
Atikoh disambut dengan tarian daerah yang dipersembahkan oleh anak-anak disabilitas. Dalam suasana akrab, Atikoh dengan ramah berinteraksi dengan teman-teman tunarungu yang ingin berfoto dengannya, mengkomunikasikan dengan bahasa isyarat tanpa kendala.
Setelah penampilan tarian, Atikoh diajak untuk melihat berbagai kegiatan yang dilakukan oleh penyandang disabilitas di komunitas tersebut. Di momen itu, Atikoh bertemu dengan Nayla, seorang pelajar tuna rungu yang memiliki bakat melukis.
Nayla, yang sudah menantikan kedatangan Atikoh, tampak sangat antusias dan bahagia. Di belakangnya, terdapat dua lukisan yang menggambarkan wajah Ganjar dan Atikoh.
“Ibu, ini anak saya Nayla. Allah, dia sangat senang. Sejak semalam sudah membuat lukisan ini, Bu,” ujar ibunda Nayla dengan bangga.
Dengan menggunakan bahasa isyarat, Nayla menyampaikan kebahagiannya kepada Atikoh. Lukisan besar yang menggambarkan Atikoh ini, mulai dikerjakan sejak pukul 10.00 WIB pada hari yang sama.
“Ibu, dia melukis semalaman. Awalnya dia melukis Pak Ganjar karena katanya Ibu Atikoh akan datang. Tapi tadi diberitahu kalau yang datang Ibu, langsung saja dia membuat lukisan di sini,” jelas Nayla, diterjemahkan oleh ibunya.
Atikoh spontan memeluk Nayla setelah mendengar penjelasan dari ibunda Nayla. Setelah saling berpelukan, Nayla memberikan lukisan lain yang menggambarkan Atikoh, Ganjar, dan Alam, dengan ukuran kanvas yang lebih kecil.
“Atas lukisannya, terima kasih ya. Nanti saya akan sampaikan ke Mas Ganjar karena saat ini beliau sedang di luar kota. Terima kasih, Nayla. Lukisanmu sungguh indah,” ucap Atikoh dengan bahasa isyarat.
Atikoh menekankan bahwa setiap individu memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Oleh karena itu, pembangunan di Indonesia harus memastikan bahwa tidak ada yang ditinggalkan.
“Setiap orang memiliki potensi yang harus dikembangkan. Oleh karena itu, pembangunan di Indonesia seharusnya memastikan bahwa tidak ada yang terpinggirkan, dan semua memiliki hak yang sama untuk mengakses pendidikan, infrastruktur, serta berpartisipasi dalam aktivitas ekonomi dan sosial,” tegas Atikoh. (ret/hdl)