Surabaya (pilar.id) – Kota Surabaya kembali meraih penghargaan Adipura Kencana kategori Kota Metropolitan Tahun 2023 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI. Penghargaan ini menjadi yang kedelapan kalinya secara berturut-turut, diserahkan dalam acara di Kantor Kementerian LHK, Jakarta, Selasa (5/3/2024).
Adipura Kencana, sebagai penghargaan tertinggi di Indonesia dalam pengelolaan lingkungan hidup, menyoroti kinerja suatu kabupaten/kota, terutama dalam bidang persampahan, kebersihan, dan ruang terbuka hijau yang inovatif serta berkelanjutan.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengungkapkan sejumlah indikator penilaian Adipura Kencana. Menurutnya, penilaian dilakukan tidak hanya oleh Kementerian LHK, tetapi juga oleh kalangan profesional.
“Penilaian pertama terkait pengolahan sampah dari rumah. Kedua, kebersihan Tempat Penampungan Sementara (TPS), ketiga, TPS 3R, dan terakhir, pengolahan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo. Itulah yang menjadi penilaian,” kata Wali Kota Eri Cahyadi pada Rabu (6/3/2024).
Wali Kota Eri juga menyebut beberapa inovasi dalam pengelolaan lingkungan yang menjadi nilai tambah penilaian Adipura Kencana. Inovasi tersebut mencakup keberadaan Bank Induk Sampah tingkat Kota Surabaya, penambahan jumlah TPS 3R, serta pemilahan sampah di setiap perumahan.
“Ini menjadi nilai lebih. TPA Benowo memimpin dalam pengelolaan sampah yang dapat menghasilkan listrik. Ini yang membedakan,” ujar dia.
Untuk mempertahankan Adipura Kencana, Wali Kota Eri memastikan setiap RW di Surabaya harus memiliki tempat pemilahan sampah sejak awal pada tahun 2023 dan 2024. Pemilahan sampah di RW juga akan menjadi indikator penilaian Kampung Surabaya Hebat, yang sebelumnya dikenal sebagai Surabaya Smart City (SSC).
“Jadi pada saat lomba Surabaya Smart City, RW yang dinilai adalah jumlah kilogram sampahnya. Semakin kecil sampahnya, semakin baik,” ungkapnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Dedik Irianto, menjelaskan beberapa upaya yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk mempertahankan Adipura Kencana.
“Kita bangun taman green belt (zona hijau) mengelilingi TPA Benowo, itu juga menjadi poin tersendiri. Kemudian ada penambahan jumlah TPS 3R di Banjar Sugihan (Tandes) dan Bank Induk Sampah di Menur. Tambahan-tambahan itu memastikan Adipura Kencana dapat dipertahankan,” kata Dedik Irianto.
Dedik menambahkan bahwa peran serta masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan juga mempengaruhi hasil penilaian Adipura Kencana. Oleh karena itu, gerakan masyarakat terkait kebersihan lingkungan terus digencarkan oleh Pemkot Surabaya.
“Beberapa lomba seperti ProKlim (Program Kampung Iklim), Kampung Surabaya Hebat, Adiwiyata, Kampung Zero Waste, itu juga dari gerakan masyarakat ini sangat mempengaruhi penilaian,” tandasnya. (rio/hdl)