Jakarta (pilar.id) – Waduk Sermo merupakan salah satu dinas pariwisata andalan yang ada di Kabupaten Kulon Progo. Namun, pada tahun ini, pengunjung di Wduk Sermo mengalami penurunan yang signifikan.
Bahkan, ketika memasuki masa cuti libur Lebaran Hari Raya Idul Fitri 2022, hanya ada 6.987 orang wisatawan. Jumlah ini sangat jauh dari tahun sebelumnya ketika pandemi Covid-19 belum menyerang dunia. Ketika itu, wisatawan yang datang ke Kulon Progo mencapai belasan ribu orang.
Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke objek wisata tersebut, Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo akan membuat akses instalasi ikan-ikan dari tembaga di Waduk Sermo untuk menarik dan mendongkrak kunjungan wisatawan ke objek wisata tersebut.
Kepala Dinas Pariwisata Kulon Progo Joko Mursito di Kulon Progo, Sabtu, mengatakan kawasan Waduk Sermo kewenangan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO), sehingga saat Dinas Pariwisata akan melakukan pengembangan banyak keterbatasan, meski retribusi Waduk Sermo dikelola oleh pemerintah daerah.
“Meski demikian, kami menambah aksen instalasi ikan-ikan tembaga di Waduk Sermo. Mesti tidak signifikan mendongkrak kunjungan wisatawan, tapi menjadi daya tarik tambahan. Itu salah satu upaya kami untuk meningkatkan daya tarik karena kami tidak bisa seenaknya membangun di area Waduk Sermo karena menjadi kawasan cagar alam dan suaka margasatwa,” kata Joko Mursito.
Ia mengatakan pengembangan Waduk Sermo ke depan memang lebih pada basis pengembangan pemberdayaan masyarakat. Sehingga masyarakat mampu menangkap peluang untuk usaha yang bisa menarik wisatawan.
“Masyarakat kawasan Waduk Sermo adalah kunci untuk mendongkrak kunjungan wisatawan. Sehingga perlu adanya kerja sama antara pemkab dan masyarakat, supaya Waduk Sermo ini tetap dikunjungi wisatawan,” katanya.
Terkait hal tersebut, Joko Mursito mengatakan objek wisata Sermo ini kalau dilihat dari jumlah kunjungan melalui TPR dengan jumlah tiket yang terjual jelas tidak bisa berbanding lurus. Meskipun banyak lalu lalang orang, Sermo agak spesifik.
“Orang ke Sermo belum tentu berwisata, karena jalur Sermo juga jalur yang memang diperuntukkan untuk masyarakat. Jalur tersebut merupakan satu-satunya akses yang bisa digunakan untuk lalu lintas masyarakat setempat,” katanya.
Selain itu, hal yang lagi tren di Sermo adalah camping. Biasanya yang melakukan atau menyukai camping adalah remaja seperti mahasiswa dan pelajar, sehingga saat libur Lebaran hampir pasti anak-anak yang sekolah atau kuliah di Yogyakarta ini, semuanya mudik.
“Sehingga wisatawan khusus camping tidak banyak dan relatif sedikit,” katanya.
Selain itu, Joko juga mengakui wisata perahu yang lama tidak beroperasi perlu ada benah-benah dulu. Kemudian, ada persoalan yang melekat di Waduk Sermo. Waduk Sermo akan ramai ketika ada kegiatan, seperti jatilan, dangdut dan band. Maka jumlah pengunjung akan mengalami peningkatan.
Di masa sekarang ini, instansi atau masyarakat masih belum diperbolehkan menggelar kegiatan di objek wisata yang berpotensi mengundang massa dalam jumlah banyak dan berkerumun.
“Itu yang menjadi dasar dan alasan kami, kenapa Sermo jumlah kunjungan turun. Dilihat dari jumlah tiket yang terjual dan lalu lalang yang lewat tidak bisa berbanding lurus, dan juga dibedahnya jalan baru sebelah utara yang akan mengganti jalan yang dilewati seperti biasanya juga menambah akses,” katanya. (fat/tra)