Surabaya (pilar.id) – Prestasi gemilang kembali diraih oleh mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) dalam ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) Matematika. Tiga mahasiswa dari Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UNAIR, yakni Diki Fernandi, Sakha Nasta Putra Mahendra, dan Muhammad Iqbal Maulana, berhasil meraih Juara II pada OSN Pelangi Matematika XXIX. Kompetisi bergengsi ini berlangsung di Universitas Negeri Jakarta pada Jumat, 3 November 2023.
Dalam kompetisi ini, peserta diuji dalam tiga babak yang menantang. Tahap awal melibatkan soal dasar dan soal lanjutan, yang kemudian diikuti oleh seleksi enam tim terbaik dengan perolehan poin akumulasi tertinggi dari anggota peserta.
Tahap berikutnya adalah semifinal, di mana peserta diberikan 120 poin untuk membeli soal dengan tingkat kesulitan yang berbeda: 20 poin (mudah), 40 poin (sedang), dan 50 poin (sulit). Jika peserta berhasil menjawab soal dengan benar, mereka akan mendapatkan poin kembali dengan dua kali lipat. Babak final merupakan penentuan juara, yang diadakan dengan metode cerdas cermat dan sangat kompetitif.
Diki, salah satu anggota tim, menyatakan bahwa OSN Matematika adalah pengalaman yang memungkinkan mereka untuk mengasah keterampilan dalam kerja tim dan mengeksplorasi Jakarta. Selain itu, panitia penyelenggara memberikan pendampingan selama seluruh rangkaian acara, memberikan bantuan yang sangat berarti.
Menurut Diki, setiap kompetisi selalu dihadapkan pada tantangan unik. “Berpartisipasi dalam kompetisi selalu menjadi tantangan yang tidak selalu mudah. Kendala seperti batas waktu yang ketat dan perasaan cemas melihat pesaing dengan poin tinggi adalah hal yang wajar,” ungkapnya.
Namun, berkat dedikasi dan kerja keras tim, mereka berhasil mengatasi semua rintangan tersebut. Diki juga menekankan bahwa pengalaman ini memacu semangat mereka untuk terus berkembang dan menghadapi tantangan-tantangan di masa depan.
Dalam penutupan wawancara, Diki berharap bahwa OSN Matematika dapat menjadi agenda rutin yang terus memberikan manfaat dan pengalaman berharga, serta menjadi wadah untuk pertukaran pengetahuan dan keterampilan. “Saya sangat menantikan kesempatan untuk berpartisipasi kembali dan melihat perkembangan positif dalam perayaan kegiatan ini di masa depan,” tutupnya. (ipl/hdl)