Jakarta (pilar.id) – Program studi (Prodi) Manajemen Institut Teknologi Indonesia (ITI) menggelar workshop budidaya tanaman anggur, sayuran hidroponik, dan potensi agrowisata, di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, pada Senin-Selasa (19-20/12/2022). Kegiatan ini, bertujuan untuk mendorong peningkatan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat.
“Workshop ini diharapkan dapat memperluas cakupan pengetahuan dan skill masyarakat, sekaligus meningkatkan perekonomian melalui produk anggur dan sayuran hidroponik,” kata salah satu dosen Prodi Manajemen ITI, Mutiara Eka Puspita, di Jakarta, Jumat (23/12/2022).
Tak hanya memberikan pelatihan untuk pembibitan, kampus ITI yang berada di Tangerang Selatan, Banten ini juga membantu masyarakat untuk membuat branding, packaging hingga pemasaran secara online melalui website. Dengan adanya website tersebut, masyarakat bisa melakukan jual beli bibit secara online sehingga dapat menambah penghasilan selama anggur belum berproduksi.
Afina menambahkan, dari budidaya anggur dan sayuran hidroponik tersebut, masyarakat juga bisa membuka agrowisata setiap akhir pekan. Agrowisata dibuka untuk masyarakat lokal yang ingin santai dan belajar budidaya. Selain itu, agrowisata juga sebagai promosi produk masyarakat.
“Pengembangan secara bertahap akan dilakukan dengan mengajak masyarakat sekitar untuk turut berpartisipasi dalam penyiapan menu makanan serta produk turunan anggur untuk wisatawan tersebut,” jelas Afina.
Sementra itu, dosen Prodi Manajemen ITI Katri Widayani mengatakan, kegiatan ini merupakan implementasi dari program insentif pengabdian masyarakat terintegrasi dengan merdeka belajar kampus merdeka berbasis kinerja indikator kinerja utama bagi perguruan tinggi swasta tahun 2022. Program ini didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi,” tutur Katri.
Selain dosen, lanjut Katri, kegiatan ini juga melibatkan para mahasiswa kampus yang diprakarsai oleh almarhum Prof BJ Habibie tersebut, dan juga masyarakat. Kegiatan workshop yang dilaksanakan tidak hanya di dalam ruang saja, tetapi dalam bentuk praktek secara langsung juga sehingga dapat meningkatkan skill masyarakat.
“Sambil menunggu pohon anggur berproduksi, waktu luang yang ada digunakan untuk penanaman sayuran hidroponik dan bibit anggur sebagai pemanfaatan lahan yang dapat panen 15-30 hari,” ujar Katri. (ach/din)