Jakarta (pilar.id) – Chen Qingshan bersama timnya kini memfokuskan upaya pada percepatan budi daya varian baru kedelai, dengan tujuan meningkatkan hasil panen demi mencapai swasembada kedelai yang menjadi salah satu prioritas utama Tiongkok.
Pakar budi daya kedelai dan peneliti di Northeast Agricultural University, yang terletak di Provinsi Heilongjiang, Tiongkok Timur Laut, Chen Qingshan mengungkapkan bahwa kedelai merupakan kendala penting dalam pertanian Tiongkok.
Dalam mengatasi hal ini, tim risetnya bertujuan untuk membuat terobosan dalam plasma nutfah (germplasm) kedelai, dengan harapan dapat mempercepat produksi kedelai dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor. Saat ini, keberhasilan budi daya benih sangat bergantung pada plasma nutfah atau sumber daya genetik hidup.
Presiden Tiongkok, Xi Jinping, pada Juli 2021, menekankan pentingnya meningkatkan ketahanan plasma nutfah sebagai bagian dari strategi keamanan nasional. Hal ini menjadi semakin relevan di tengah kondisi geopolitik yang tidak stabil, seperti krisis Ukraina yang sedang berlangsung.
Konsep keamanan nasional Tiongkok, yang diilustrasikan dalam filosofi kuno mereka, menekankan pada kesiapan menghadapi tantangan potensial, risiko, dan bahaya, serta mengambil inisiatif proaktif untuk mengatasinya. Filosofi ini mencerminkan pemahaman bahwa dunia dapat mengalami perkembangan atau kemerosotan, dan negara harus siap menghadapi segala kondisi.
Dalam hal ini, keberhasilan dalam memastikan ketahanan plasma nutfah dianggap sebagai faktor strategis untuk keamanan nasional. Presiden Xi Jinping dan para pemimpin Tiongkok memprioritaskan tata kelola yang bijaksana dan proaktif untuk mengantisipasi potensi bahaya, bahkan dalam kondisi yang tampak tenteram dan damai.
Ketahanan pangan juga menjadi salah satu fokus utama Tiongkok, mengingat negara ini harus menyediakan bahan pangan bagi sekitar seperlima populasi dunia dengan hanya 9 persen lahan subur global. Meskipun produksi kedelai bermutu tinggi telah meningkat, sektor ini masih rentan karena lebih dari 85 persen kebutuhan dalam negeri Tiongkok untuk kedelai terpenuhi melalui impor pada tahun 2021.
Chen Qingshan, sebagai peneliti kedelai, mengungkapkan bahwa target Tiongkok adalah meningkatkan produksi tanaman kedelai hingga 50 persen dalam tiga hingga lima tahun ke depan.
Rencana ini mencakup peningkatan produksi sebesar 10 juta ton per tahun, yang setara dengan sepersepuluh dari volume impor kedelai Tiongkok pada tahun sebelumnya. Upaya ini diharapkan dapat mengatasi ketergantungan pada impor dan meningkatkan keamanan pangan nasional. (hdl)