Ende (pilar.id) – Trash Hero Indonesia merupakan komunitas yang bergerak di bidang peduli lingkungan. Komunitas ini sudah berkembang dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Trash Hero Ende bahkan sudah bergerak sejak 2018.
Dijelaskan Teresa Mere, Chapter Trash Hero Ende, adanya komunitas ini dibentuk karena ada koneksi jejaring dengan Trash Hero, dari Trash Hero Komodo.
“Dari Trash Hero Komodo itu, akhirnya kita mulai diajak untuk membangun Trash Hero Ende. Diawal anggota 10 orang, namun sekarang sudah 20 orang lebih relawan yang aktif, rata-rata dari kalangan pekerja,” sebut Teresa nama panggilannya ini.
Kegiatan yang rutin dilakukan, Teresa menyebut ada beberapa kegiatan umum dari Trash Hero Indonesia, yaitu Clean Up, serta ada program botol dan tas daur ulang, kegiatan tersebut bertujuan menekan penggunaan sampah sekali pakai dengan penggunaan botol dan tas daur ulang.
“Kalau Trash Hero Ende lebih fokus membersihkan pantai, karena kami tak mau sampah sampai masuk ke laut, agar tak menganggu pemandangan,” ucap Teresa yang bergabung di Trash Hero Ende di tahun 2019 ini.
Tak hanya itu, lalu juga ada program Trash Hero Kids, yaitu program yang dikhususkan untuk anak-anak, kemudian Trash Hero Communities dan Partnership, yang bertujuan untuk berjejaring dengan komunitas lain yang memiliki pemahaman sama dengan lingkungan.
“Kalau misal kegiatan Trash Hero Ende sendiri, kita bekerjasama dengan sekolah, untuk memberi edukasi pada adik-adik, mulai dari SD, SMP, dan SMA, agar mereka termemotivasi, terdorong dan mulai membiasakan diri mengurangi sampah sekali pakai, karena misi Trash Hero, ingin bersih dari polusi plastic,” jabarnya.
Meski telah bergerak hampir 4 tahun, Teresa mengaku Trash Hero Ende sering mengalami pasang, surut relawan. Walau begitu, Teresa menyampaikan jika mereka tidak mengukur, dari tahun ke tahun perubahan dari jumlah relawan.
“Tetapi kita lebih kepada bagaimana kita punya kekuatan, pengaruh dan bisa terus membawa perubahan dan menurut saya yang perlu dinilai itu lebih ke kekuatan organisasi, pengaruh organisasi, lalu bagaimana kita membuat perubahan,” terang Teresa yang juga bekerja di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Tananua Flores ini.
Selain itu, Teresa juga mengatakan jika cara mereka menarik orang dan bertahan, yaitu dengan membangun nilai-nilai dari Trash Hero sendiri, seperti tidak memimbing orang dengan cara menggurui, namun selalu disiplin, saling menghormati, membangun nilai agar menjadi orang yang dapat dipercaya, mengutamakan kepentingan umum, dan berfikir global, serta bertindak lokal.
Ke depan, Teresa berharap agar lebih banyak masyarakat bisa memahami hal yang sama tentang harus memulai untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dalam sebuah acara, baik dari keluarga, lingkungan sekitar kita.
“Harapannya, lebih banyak orang yang sadar untuk lebih berani melakukan perubahan itu, dengan mengurangi pemakaian plastic sekali pakai dan tidak membuang sampah sembarang, serta lebih peduli terhadap lingkungan,” tutup Teresa. (jel/hdl)