Surabaya (pilar.id) – Produksi vaksin untuk mencegah penularan penyakit dari hewan ke manusia yang dilakukan oleh Balai Besar Veteriner Farma (BBVF) Pusvetma Surabaya terus meningkat.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala BBVF Pusvetma, Edy Budi Susila, saat menyampaikan sambutan pada acara Pembinaan SDM bertema ‘Kolaborasi Tingkatkan Prestasi’ yang diadakan dalam rangka halalbihalal, pada Kamis (18/4/2024), di Graha Vetma BBVF Pusvetma, Surabaya.
Menurut Edy, realisasi produksi vaksin terus meningkat seiring dengan kebutuhan yang ada. Namun, hal ini juga bergantung pada situasi dan kondisi penyakit yang ada di Indonesia. Produksi vaksin mencapai sekitar delapan hingga tujuh juta dosis setiap tahunnya, sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Lebih lanjut, Edy menjelaskan bahwa dari segi pemasaran dan distribusi, jumlahnya hampir sama, sekitar enam hingga tujuh juta dosis. Dia juga menyebutkan bahwa sampel Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mengalami peningkatan, dengan 17 ribu sampel yang diuji.
Sebagai lembaga di bawah Kementerian Pertanian, Pusvetma merupakan satu-satunya lembaga yang bertugas memproduksi vaksin, antigen, antisera, dan mengendalikan penyakit hewan agar tidak menular ke manusia.
Edy menjelaskan bahwa Pusvetma memiliki peran strategis dalam sistem kesehatan hewan nasional. Selain itu, Pusvetma juga berperan sebagai produsen vaksin yang digunakan untuk mencegah penularan penyakit dari hewan ke manusia.
Dia juga menyoroti peran Pusvetma dalam memberikan jaminan akan keamanan, keutuhan, dan kehalalan protein hewani yang dikonsumsi manusia.
Terkait dengan target pendapatan kontrak kinerja, Edy mengungkapkan bahwa pendapatan non-pajak dari Pusvetma meningkat dari tahun ke tahun. Dia juga menyampaikan harapannya untuk terus meningkatkan kontribusinya dalam meningkatkan pendapatan negara.
Sebagai balai besar Unit Eselon II B di Indonesia, Pusvetma memiliki fasilitas layanan yang lengkap, termasuk teknologi bioteknologi yang modern.
Edy berharap bahwa Pusvetma dapat terus berprestasi dan menghasilkan produk bermutu yang bermanfaat bagi masyarakat dan negara serta mendukung program Kementan dalam meningkatkan dan menjaga ketahanan pangan dari sub-sektor perternakan kesehatan hewan. (rio/ted)