Pilar.IDPilar.ID
  • Pilar Kini
  • Pilar Ekonomi
  • Pilar Olahraga
  • Pilar Gaya
  • Pilar Budaya
  • Pilar Visual
  • Pilar Muda
  • Pilar Wanita
  • Pilar Khas
  • Indeks
Facebook Instagram YouTube
TRENDING
  • Nyanyi Dadakan di Perayaan Imlek, Emil Dardak bareng Forkopimda Jatim Padukan Lagu Mandarin dan Madura
  • Mallorca Kalahkan Real Madrid Berkat Gol Bunuh Diri Nacho, Asensio Gagal Penalti
  • Lionel Messi Ingin Main di Piala Dunia 2026 Meski Usaianya Sudah 38 Tahun
  • Kaoru Mitoma Moncer, Cetak Gol di Tiga Pertandingan Beruntun
  • Mundur dari Polisi, Warga Bongkar Kelakuan Bripka Madih
  • Fikih Peradaban beri Kontribusi Positif bagi Kemanusiaan, Ini Penjelasan Guru Besar Ilmu Hukum Islam
  • Mulai Abraham Lincoln Sampai Bob Marley dan Taehyun, berikut 5 Tokoh Dunia yang Lahir 5 Februari
  • Dua Kasus Kekerasan Terhadap Jurnalis, Dewan Pers: Usut Tuntas!
Facebook Instagram YouTube Twitter TikTok RSS
pilar pemilu
Pilar.IDPilar.ID
  • Pilar Kini
  • Pilar Ekonomi
  • Pilar Olahraga
  • Pilar Gaya
  • Pilar Budaya
  • Pilar Visual
  • Pilar Muda
  • Lainnya
    • Pilar Pemilu
    • Pilar Khas
    • Pilar Bola
    • Pilar Jakarta
    • Pilar Jatim
    • Pilar Wanita
    • Indeks
Pilar.IDPilar.ID
Home»Budaya»Wedang Ronde Minuman para Dewa Saat Imlek, Ternyata Bukan Khas Jawa Tapi China
Budaya

Wedang Ronde Minuman para Dewa Saat Imlek, Ternyata Bukan Khas Jawa Tapi China

Ambar Adi Winarso16 Januari 2023 22:46 WIB
Facebook Twitter LinkedIn Email WhatsApp
Wedang Ronde Minuman para Dewa Saat Imlek, Ternyata Bukan Khas Jawa Tapi China (Dok. Instagram @camerakuliner)

Semarang (pilar.id) – Simak sejarah tentang wedang ronde yang ternyata ada hubungannya dengan tradisi perayaan Imlek di Indonesia dan China.

Wedang Ronde begitu melegenda di Indonesia bahkan di Jawa sebab sebagai minuman penghangat kala musim hujan atau dingin melanda.

Tahukah kalian jika wedang ronde sebenarnya bukan minuman asli atau khas dari Jawa namun ternyata berasal dari China.

Berikut adalah sejarah wedang ronde masuk Nusantara, merupakan minuman para dewa saat Imlek tiba.

Wedang ronde dalam sejarah Imlek menjadi hidangan para dewa di altar klenteng saat perayaan tahun baru China itu.

Hingga saat ini wedang ronde juga masih menjadi hidangan wajib bagi para dewa China saat Imlek tiba.

Jika menilik altar di klenteng, maka minuman hangat wedang ronde dengan aroma jahe, terselip diantara aneka buah-buahan, aneka kembang dan jenis makanan lainnya sebagai persembahan kepada para dewa.

Sejarahwan Tionghoa asal Semarang, Jongkie Tio, mengatakan jika wedang ronde, masuk ke Nusantara pada tahun 400 Masehi, dibawa oleh para saudagar pedagang dari China.

Di katakannya, wedang ronde sangat termasyhur di China, dimana dengan rasa hangat di badan, menjadi populer saat musim dingin tiba.

Saat musim itu, kata Jongkie Tio, masyarakat Cina sangat khawatir dengan hawa dingin yang melanda.

Masyarakat kemudian membuat racikan dari bulatan ketan dan gula lalu dicampur dengan air jahe panas agar hangat saat diminum.

“Hawa dingin dilawan dengan wedang ronde sebagai penghangat badan saat itu, dalam perayaan Imlek bagi warga China,” katanya.

Secara penanggalan, musim dingin di China juga bertepatan dengan jatuhnya tahun baru Imlek.

Maka dari saat itu, kata Jongkie, masyarakat Cina lalu memberikan sesajian kepada para dewa saat Imlek.

Guna meminta pertolongan agar Tuhan memberikan keselamatan saat musim dingin tiba.

“Imlek di Cina itu pas musim dingin, jadi dewa juga diberi sesajian minuman penghangat agar permintaan dapat disampaikan ke Tuhan untuk dikabulkan dari bahaya musim dingin,” katanya.

Sementara, sejarah wedang ronde sampai di Nusantara pun cukup panjang.

Jongkie Tio mengatakan, wedang ronde tiba sejak tahun 400 Masehi, dimana saat para saudagar China menginjakan kaki di tanah Aceh, Banten, dan Jawa.

Sementara, di Indonesia musim dingin identik dengan musim penghujan yang akan turun dengan intensitas tinggi saat Imlek tiba.

“Hawa di Nusantara hampir sama dinginnya di China, maka para saudagar itu juga memperkenalkan wedang ronde pada masyarakat lokal,” katanya.

Wedang ronde dapat diterima oleh masyarakat lokal Nusantara karena bahan baku yang sesuai.

Lantaran terbuat dari bahan ketan dan gula, halal bagi masyarakat lokal yang menganut Islam. Juga bahan dasar itu mudah ditemui.

“Jaman itu hubungan dagang dengan kerajaan Nusantara yang Islam, jadi wedang ronde mudah diterima. Jadilah minuman akulturasi, asal China cita rasa Indonesia,” tuturnya.

Wedang ronde yang ada saat ini pun tak jauh beda dengan daerah asalnya.

Berisi bulatan ketan yang berwarna merah, hijau, dan putih dengan di dalamnya juga diberi gula merah.

Sebagai penghabat, ada air gula dan air jahe. Sedikit variasi, di Indonesia diberi taburan kacang tanah, roti, dan kolang kaling.

“Kalau di China namanya tengyuan, sampai Nusantara wedang ronde, bahan baku sama hanya sedikit tambahan taburan kacang, roti dan kolang kaling,” katanya.

Sementara, wedang ronde atau tengyuan memiliki arti filosofi tersendiri. Sampai sekarang masih dianut oleh masyarakat Cina maupun peranakannya di Nusantara.

Terdiri dari tiga bulatan ketan, bulatan warna merah dengan harapan memperoleh keberanian menghadapi musim dingin.

Bulatan warna hijau agar memperoleh karunia dan kebahagiaan.Bulatan ketan putih simbol hati menjadi bersih.

“Saat pengharapan itu sudah diraih, lalu sebarkan hasilnya dengan ucapan yang manis, yang disimbolkan gula di dalam bola-bola ketan itu,” katanya.

Air jahe yang hangat sendiri diartikan sebagai rasa penghangat dalam mengahadapi musim dingin atau hujan.

Dalam penyajiannya, Wedang Ronde disajikan dalam mangkuk yang bulat dengan cara diaduk lebih dahulu agar menyatu rasa dan kehangatannya.

Kenapa berbentuk bulat dan disajikan di dalam mangkuk.

“Bulat adalah simbol keakraban, istilah Jawa yang mewakili ungkapan itu adalah guyub,” katanya.

Wedang ronde atau tangyuan menjadi salah satu sajian wajib saat perayaan Cap Go Meh atau 15 hari setelah Imlek. (Aam)

Baca Juga

  • Tradisi Ketuk Pintu Imlek di Semarang Pakai Selmatan Ala Jawa, Ada Terong Susu Tebu Dibagikan ke Semua Klenteng
  • Jelang Festival Lampion, Kampung Tambak Bayan Gelar Diskusi Damar KurungĀ 
  • Artis Indonesia yang Merayakan Imlek, Siapa Saja?
  • Inilah Hal-Hal yang Jarang Diketahui Tentang Imlek
Baca berita lainnya di Google News atau langsung di halaman Arsip Pilar.id

 
 
China dewa Imlek Jawa Jongkie Tio minuman Sejarah Semarang wedang ronde

Berita Lainnya

Perayaan Imlek 2023

Nyanyi Dadakan di Perayaan Imlek, Emil Dardak bareng Forkopimda Jatim Padukan Lagu Mandarin dan Madura

5 Februari 2023 22:56 WIB

Mulai Abraham Lincoln Sampai Bob Marley dan Taehyun, berikut 5 Tokoh Dunia yang Lahir 5 Februari

5 Februari 2023 20:26 WIB

Tumpah Ruah, Ribuan Masyarakat Antusias Nonton Karnaval Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta

5 Februari 2023 18:05 WIB
Nikita Mirzani

Live Streaming Singgung Wanita Bertato, Nikita Mirzani Dilaporkan Polisi

5 Februari 2023 07:18 WIB

Superblock The Pakuwon Mall Semarang Butuh 15 Ribu Tenaga Kerja, Mbak Ita: Diutamakan Warga Semarang

4 Februari 2023 19:24 WIB
Nikita Mirzani

Nikita Mirzani Dilaporkan ke Polda Metro Jaya Terkait Dugaan Pencemaran Nama Baik

4 Februari 2023 18:52 WIB
MasterChef Indonesia

Jam Tayang MasterChef Indonesia Season 10 di RCTI Pindah? Simak Ulasan Berikut Ini

4 Februari 2023 15:59 WIB
Kangen Band

Lirik Lagu Kehilanganmu Berat Bagiku – Kangen Band yang Viral di TikTok

4 Februari 2023 10:52 WIB

Sinopsis Film Forger di Bioskop Trans TV Malam Ini, Aksi John Travolta Curi Lukisan Mahal Demi Berobat Anaknya

3 Februari 2023 22:16 WIB

Leave A Reply Cancel Reply

banner
Berita Pilihan

Tumpah Ruah, Ribuan Masyarakat Antusias Nonton Karnaval Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta

5 Februari 2023 18:05 WIB

Membaca Sejarah Berdirinya NU dari Pameran Komite Hijaz di Jombang

5 Februari 2023 14:26 WIB

Berikut 3 Zona Parkir Peserta Resepsi Puncak Harlah 1 Abad NU di Gelora Delta Sidoarjo

4 Februari 2023 22:39 WIB

Pj Gubernur DKI Budi Heru Ajak RW Se-Jakarta Barat Turunkan Kemiskinan Ekstrem

4 Februari 2023 18:20 WIB
Ratusan peserta kategori dasar menjawab kuis dalam acara Kanji Cup ke-19 di Auditorium Gedung LP3EM, Universitas Negeri Surabaya

Kanji Cup, Kompetisi Bahasa Jepang Tertua di Indonesia

4 Februari 2023 14:02 WIB
Berita Lainnya
Perayaan Imlek 2023

Nyanyi Dadakan di Perayaan Imlek, Emil Dardak bareng Forkopimda Jatim Padukan Lagu Mandarin dan Madura

5 Februari 2023 22:56 WIB

Mallorca Kalahkan Real Madrid Berkat Gol Bunuh Diri Nacho, Asensio Gagal Penalti

5 Februari 2023 22:45 WIB

Lionel Messi Ingin Main di Piala Dunia 2026 Meski Usaianya Sudah 38 Tahun

5 Februari 2023 21:36 WIB

banner lazada'
© 2023 pilar.ID | beritajatim.com network
  • Beranda
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Arsip Berita
  • Indeks

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.