Jakarta (pilar.id) – Sudah hampir tiga bulan berjalan sejak Rusia pertama kali melakukan invasi ke Ukraina dengan dalih operasi militer khusus. Kedua negara pun mengalami banyak kerugian, terutama bagi Ukraina yang berkali-kali menerima serangan rudal dan bom.
Menanggapi kondisi perang yang masih belum ada ujungnya tersebut, pada Jumat (20/5/2022) Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy menyampaikan usulan terkait mekanisme ganti rugi yang harus dibayarkan oleh Rusia.
Usulan ini, ia sampaikan pada negara-negara sekutu Ukraina. Mekanisme yang ia usulkan ini, utamanya demi memastikan Rusia membayar kompensasi atas kerusakan yang disebabkan pasukannya selama perang.
Zelenskiy, yang menyatakan Rusia berusaha menghancurkan sebanyak mungkin infrastruktur Ukraina, mengatakan kesepakatan seperti itu akan menunjukkan kepada negara-negara yang merencanakan tindakan agresif bahwa mereka harus menanggung konsekuensi atas tindakan mereka.
“Kami mengundang negara-negara mitra untuk menandatangani perjanjian multilateral dan membuat mekanisme yang memastikan bahwa setiap orang yang menderita akibat tindakan Rusia dapat menerima kompensasi untuk semua kerugian yang dialami,” katanya dalam pidato video.
Zelenskyy mengatakan bahwa di bawah kesepakatan seperti itu dana dan properti Rusia di negara-negara penandatangan akan disita. Dana dan properti tersebut kemudian akan diarahkan ke dana kompensasi khusus.
“Itu akan adil. Dan Rusia akan merasakan bobot setiap rudal, setiap bom, setiap peluru yang ditembakkan ke kita,” katanya.
Kanada bulan lalu mengatakan akan mengubah undang-undang sanksinya untuk memungkinkan aset asing yang disita dan diberi sanksi untuk didistribusikan kembali sebagai kompensasi kepada para korban atau untuk membantu membangun kembali negara asing dari perang. (fat)