Makassar (pilar.id) – Musim panen tanaman padi pertama di tahun 2022 telah terjadi di beberapa bagian daerah di Sulawesi Selatan. Setidaknya, ada sekitar 10.000 ton yang berhasil dipanen dan telah diserap oleh Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) wilayah Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar).
Beras-beras tersebut, diserap dari tiga daerah yakni Parepare, Sidrap, dan Pinrang. Jumlah ini pun masih belum final. Sebab, penyerapan yang dilakukan Bulog sampai puncak panen nanti.
“Hari ini sudah masuk kurang lebih hampir 10.000 ton, dan akan terus berlanjut sampai puncak panen nanti berakhir,” ungkap Kepala Divre Perum Bulog Divre Sulselbar, Bachtiar yang dihubungi dari Makassar, Senin (29/3/2022).
Bachtiar mengungkapkan bahwa ia tengah melakukan kunjungan ke berbagai daerah di Sulawesi Selatan seperti Parepare, Sidrap dan Pinrang dalam rangka monitor persiapan untuk penyerapan gabah oleh Bulog.
Terkait harga gabah maupun beras, Bachtiar menyebut masih stabil dan belum terpengaruh dengan kondisi pasar. “Jadi Bulog Sulawesi Selatan sudah mulai melakukan penyerapan pemilihan beras petani lokal, dalam rangka untuk menjaga stok cadangan beras kita,” ujarnya.
Bulog Sulselrabar menargetkan serapan beras tahun 2022 minimal 240.000 ton. Serapan paling banyak dilakukan di Kabupaten Sidrap, Pinrang, Bone dan Parepare.
Saat ini, Sulawesi Selatan memiliki cadangan stok beras sebanyak 120.000 ton yang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Sulsel hingga 20 bulan ke depan.
“Jadi sekarang terkait dengan beras, masyarakat tidak perlu khawatir, insyaallah cukup melimpah, kalau hanya untuk konsumsi Sulawesi Selatan saya fikir itu cukup berlebih. Bahkan bisa dikonsumsi sampai dua tahun itu tidak habis,” ujarnya.
Sebagai sentra produksi terbesar yang ada di Wilayah Timur Indonesia, Bulog Sulselbar juga tengah melakukan suplai kebutuhan beras pada sejumlah wilayah luar Sulsel seperti daerah Papua, NTT, Maluku.
“Bahkan hari ini kita ada mengirim ke Sumatera, Aceh, Sumatera Utara dan Riau,” katanya. (fat/antara)