Jakarta (pilar.id) – Kepala Divisi Pengadaan Komoditi Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Cahyanto mengatakan, saat ini stok beras mencapai 1,1 juta ton. Angka tersebut sudah sesuai dengan ketentuan Food and Agriculture Organization (FAO), dan rekomendasi peraturan menteri pertanian (permentan).
“Dengan jumlah penduduk Indonesia, kurang lebih kita memiliki antara 1-1,5 juta ton. Dan itu sekarang kita kuasai,” kata Budi, di Jakarta, Sabtu (20/8/2022).
Menurut Budi, Indonesia sudah sejak 3 tahun tidak melakukan impor beras. Dengan stok yang kuat, Indonesia justru berpotensi untuk melakukan ekspor, khususnya beras yang hanya diproduksi di Tanah Air.
“Misalnya pandan wangi, rojolele, atau mentik wangi yang memang barangkali itu tidak ada di dunia,” kata Budi.
Indonesia, lanjut dia, merupakan produsen beras terbesar ke-2 di dunia setelah China. Hanya saja, konsumsi domestik juga cukup tinggi.
“Itu tantangan ke depan, Bulog bisa membuka ekspor ke negara-negara yang membutuhkan,” katanya.
Sementara untuk jagung, menurut Budi, produksinya bisa surplus hingga 3 juta ton. Sehingga, komoditi ini juga berpeluang untuk diekspor ke negara lain.
“Hanya saja problem kita di jagung ini kekurangan dryer, mesin pengering,” katanya. (Akh/din)