Jakarta (pilar.id) – Meski sudah dirilis pada 22 Desember 2023 lalu, film dokumenter Netflix Curry & Cyanide: The Jolly Joseph Case masih jadi perbincangan seru hingga kini.
Film ini mengangkat kasus pembunuhan berantai yang melibatkan Jolly Joseph, seorang wanita yang didakwa membunuh enam anggota keluarga Ponnamattam dalam rentang waktu 14 tahun, mulai dari tahun 2002 hingga 2016.
Jolly Joseph melakukan serangkaian pembunuhan dengan cara yang sangat diam-diam, menggunakan sianida yang dimasukkan ke dalam makanan. Keenam korban termasuk ibu mertua, ayah mertua, suami, paman, serta kerabat wanita sekaligus anaknya.
Meskipun kasus ini dianggap sebagai pembunuhan berantai oleh sebagian, ahli-ahli seperti DR. VV. Pillay, Kepala Pusat Pengendalian Racun di Institut Kedokteran Amrita, menyebutkan bahwa ini tidak termasuk dalam kategori pembunuhan berantai klasik karena motif-motifnya sangat berbeda.
Film dokumenter ini menyoroti fakta-fakta kasus tersebut, termasuk penggunaan konsisten sianida dan motif yang melibatkan keuntungan finansial. Narasumber dari berbagai latar belakang, seperti akademisi dan orang-orang dekat, dihadirkan untuk memberikan sudut pandang yang beragam terkait dengan kasus ini.
Ranji dan Rojo, saudara ipar Jolly, menjadi narasumber utama yang mencurigai Jolly setelah meneliti ulang fakta-fakta dalam laporan kematian keluarga mereka. Mereka memutuskan untuk membawa kasus ini ke pihak kepolisian setelah menemukan kejanggalan.
Film ini juga mengangkat pertanyaan mengenai proses pemeriksaan mayat yang baru dilakukan bertahun-tahun setelah pembunuhan terjadi, serta mengapa permintaan Jolly untuk meniadakan otopsi selalu diloloskan oleh pihak kepolisian.
Curry & Cyanide: The Jolly Joseph Case berhasil masuk dalam Global Top 10 Netflix dalam kategori film Non English sejak penayangan perdananya.
Dengan durasi 1 jam 35 menit, film ini merupakan hasil karya Christo Tomy yang berhasil menggabungkan kliping asli, foto-foto aktual, dan rekaman dokumenter untuk menciptakan sebuah film thriller kriminal yang menggugah perhatian. (hdl)