Surabaya (pilar.id) – Idul Fitri tahun ini memang berbeda. Ini juga yang dirasakan Nur Choliq, 46 tahun, warga Ketintang, Surabaya. Setelah dua tahun menahan diri dengan menggelar Shalat Id di rumah bersama anak dan istri, tahun ini, ia berkesempatan shalat jamaah bersama keluarga besarnya di masjid.
“Saya tinggal di Ketintang, tapi ibu dan keluarga besar saya di daerah Penjaringan Sari. Jadi tahun ini, saya bisa mengajak anak dan istri shalat di Masjid At-Tanwiir, dekat rumah ibu,” aku Nur.
Pria yang sehari-hari bekerja sebagai karyawan swasta ini mengaku, Pandemi Covid-19 sejak 2020 lalu memberi banyak batasan. Selain mobilitas, juga silaturahmi. “Shalat Id kalau nggak jamaah di masjid atau lapangan ya nggak lengkap,” candanya.
Pengakuan Nur Choliq ini juga diakui Ny Santoso, 31 tahun, warga Kedung Baruk, Surabaya. Lewat laman facebook-nya, ia mengaku senang karena tahun ini bisa bertemu keluarga jauh.
Sebagai anak tertua, ia rindu membuat masakan khas lebaran yang bisa dinikmati keluarga besarnya yang datang dari Jakarta, Lamongan, dan Kediri.
“Benar-benar Ramadhan yang indah,” tulisnya senang. Tak lupa, ia pun memajang foto bersama keluarga besarnya di laman facebook.
Ya, kegembiraan Idul Fitri seolah kembali terasa. Meski dari pantauan pilar.id, di sejumlah masjid dan lapangan pelaksanaan Shalat Idul Fitri, jamaah sebagian besar masih setia mengenakan masker.
“Ya sesekali dilepas, diajak tersenyum sama yang lain. Biar kelihatan kalau tersenyum,” kata Abdul Muchlis, 29 tahun, warga Pandugo, Surabaya.
Tahun ini, ia kembali mengikuti Sholat Id secara berjamaah. “Tadi bertemu teman-teman masa kecil. Rasanya senag bisa melihat mereka lagi. Meski ada yang ternyata meninggal di Pandemi Covid-19 tahun 2020. Dia kena varian delta dan tidak tertolong,” ungkapnya, kali ini dengan nada sedih.
Apapun, semangat Hari Raya Idul Fitri kembali menguat di tahun ini. Ditandai dengan mudik lebaran, hingga pelaksanaan Shalat Id berjamaah di banyak tempat. “Semoga tak ada Covid-19 susulan,” harap Muchlis. (hdl)