Jember (pilar.id) – Sekitar 700 kepala keluarga (KK) dari 3 RT yang tinggal di Jalan Manyar, Gebang Patrang Jember, dalam 6 bulan terakhir sejak Februari 2022 mengalami kesulitan air bersih.
Hal ini disebabkan, karena Dam Sembah yang ada di kawasan tersebut Jebol diterjang banjir bandang pada awal tahun yang lalu sehingga sumur milik warga kekeringan.
Maka dari itu, untuk membantu warga agar bisa mendapatkan air bersih, Polres Jember bersama dengan Kodim 0824 Jember bahu membahu menyalurkan air bersih.
Memakai kendaraan AWC (Armoured Water Cannon) atau mobil water cannon, Polres Jember mendistribusikan air ke rumah warga yang terdampak kesulitan air bersih.
Seperti yang disampaikan oleh Kapolres Jember AKBP. Hery Purnomo, mengatakan bahwa pihaknya merasa terpanggil untuk membantu warga di Kelurahan Gebang yang sudah 6 bulan kesulitan air bersih.
“Sudah 6 bulan, warga kesulitan mendapatkan air bersih karena ada Dam yang jebol sehingga sumur warga tidak mendapatkan resapan air, apalagi dalam waktu dekat kita juga memasuki musim kemarau,” ungkap AKBP Heri, Selasa (19/7/2022).
Dalam kegiatan sosial kemanusiaan ini, Polres Jember bersinergi dengan Kodim 0824 Jember bergerak untuk membantu masyarakat yang kesulitan mendapatkan air bersih.
Menurut Kapolres Jember, selama ini warga juga sudah mendapatkan bantuan air bersih dari PDAM, namun dengan adanya tambahan armada air bersih dari Polres Jember, pihaknya bisa melakukan penjadwalan pengiriman air bersih sampai Dam yang jebol dibangun kembali.
“Memang selama ini warga juga sudah mendapatkan air bersih bantuan dan kami hadir untuk membantu juga, yang nantinya pengiriman bisa dijadwal secara bergantian, sehingga bantuan air bersih bisa dilakukan secara terus menerus hingga Dam selesai dibangun,” terang AKBP Heri.
Sementara itu Tisa (38), salah satu warga yang ikut mengantri air bersih, mengatakan bila sejak bulan Februari 2022 saat Dam di belakang rumahnya jebol, warga mulai mengalami kesulitan air bersih, sumur-sumur warga banyak yang kering.
“Awal kami mengalami kesulitan air bersih. Setiap hari ada kiriman dari PDAM, namun dalam 3 bulan ini, kadang 2 hari sekali, kadang juga 3 hari sekali. ketika tidak ada, kami beli air, yang harga per galonnnya 5 ribu, sehari kami menghabiskan 4 galon air untuk keperluan memasak dan minum,” ujar Tisa.
Sedangkan untuk keperluan mandi dan mencuci pakaian, Tisa mengatakan, jika dirinya melakukannya di sungai arah memanfaatkan air hujan yang ditampung.
Tisa berharap, Dam yang jebol di belakang rumahnya bisa segera dibangun kembali, sehingga warga tidak lagi menunggu bantuan air bersih atau membelinya.
“ Berharapnya Dam segera di perbaiki, kalau tidak diperbaiki ya kami akan selalu menunggu bantuan, dan ini tidak nyaman pak,” pungkas Tisa. (jel/hdl)