Pekalongan (pilar.id) – Sudah hampir sepekan, para nelayan di Kota Pekalongan, Jawa Tengah tidak lagi pergi melaut. Mereka lebih memilih memperbaiki jaring dan mesin kapal yang rusak alih-alih pergi ke laut untuk mencari ikan.
Sebab utamanya adalah cuaca buruk yang terus menerus terjadi selama beberapa hari ke belakang. Hal ini ditegaskan oleh Kepala Unit Pelayanan Terapdu Daerah Tempat Pelelangan Ikan Kota Pekalongan, Mahson, pada Jumat (17/6/2022).
“Ada gejala Supermoon atau kondisinya bulan purnama sehingga berkaitan dengan kenaikan pasang air laut dan cuaca sehingga para nelayan pilih aman untuk tidak berlayar,” katanya.
Menurut dia, alasannya para nelayan tidak melaut karena lebih mementingkan keselamatannya dibanding mata pencahariannya meski pendapatan mereka akan berkurang.
“Para nelayan lokal merapat ke dermaga untuk memperbaiki jaringan, mesin, dan kapal. Mereka juga manfaatkan untuk berbenah,” kata Mahson.
Ia menyebutkan kapal yang berlabuh yakni berbobot tonase di atas 5 gross tone seperti kapal freezer yaitu kapal yang tak menjaring dari kapal lain atau bongkar angkut ikan di tengah laut.
Adapun hasil tangkapan ikan sebelum mereka berhenti melaut, kata dia, sebagian besar ikan tongkol, layang, tenggiri, dan lemuru.
“Untuk harga ikan masih relatif stabil, seperti ikan tongkol Rp15 ribu per kilogram, layang Rp17 ribu/ kilogram, tenggiri Rp55 ribu/ kilogram, lemuru Rp14 ribu/ kilogram, manyung Rp24 ribu/ kilogram, ikan pe Rp20 ribu/ kilogram, dan cucut Rp20 ribu/ kilogram,” katanya. (fat)