Banyuwangi (pilar.id) – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak berdialog dengan para nelayan Muncar di Aula Tembok Rejo, Muncar, Kabupaten Banyuwangi, pada Senin (8/1). Dalam pertemuan tersebut, Wagub Emil menyampaikan komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) untuk mendukung nelayan dengan mengakomodasi melimpahnya ikan tongkol dan layang.
Wagub Emil mengungkapkan bahwa Pemprov Jatim, melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), akan menyiapkan link and match antara Kelompok Nelayan dengan perusahaan pengolahan ikan di Jawa Timur. Tim DKP Jatim akan memetakan dan mengecek harga ikan dari berbagai daerah, seperti Prigi, Brondong, hingga daerah Madura. Jika ikan melimpah dan berkualitas baik, Pemprov Jatim akan menawarkannya kepada perusahaan dan pabrik pengolahan.
Emil menyebut bahwa kelimpahan ikan di Muncar Banyuwangi merupakan hasil dari program DKP Jatim, seperti pembuatan terumbu karang buatan, penanaman dan perbaikan mangrove, perbaikan rumah ikan, hingga underwater restocking. Sinergi dengan TNI dan Polri juga terus dilakukan untuk pengawasan dan penindakan terhadap penangkapan ikan ilegal.
Selain link and match dengan perusahaan pengolahan ikan, Emil akan memfasilitasi nelayan dengan pengembangan produk pasca panen, seperti krupuk, abon, dan nugget. Pemprov Jatim juga akan memberikan bantuan cool box agar ikan dapat bertahan lebih lama.
“Kami akan memfasilitasi kelompok nelayan untuk diberikan pendampingan melalui pelatihan pemanfaatan produk pasca panen sehingga produk ikan yang dihasilkan tidak terbuang,” ujar Emil.
Emil menegaskan bahwa Pemprov Jatim akan terus berusaha meningkatkan kesejahteraan nelayan dengan langkah-langkah paralel untuk mengatasi melimpahnya ikan tongkol dan layang. Ia melihat kelimpahan ini sebagai momentum untuk ekspor, terutama ketika tidak ada batasan untuk diekspor.
Kelompok Nelayan Panjingan, Muncar Banyuwangi, yang diwakili oleh Kholik, menyampaikan keluhan terkait ketidaksesuaian antara pengeluaran bahan bakar nelayan dan hasil penjualan ikan. Kholik berharap ada dukungan dari aparat keamanan dan pemerintah untuk menindak tegas praktik seperti penggunaan putas dan bom ikan yang merugikan.
Pertemuan ini menjadi forum bagi nelayan untuk menyampaikan kondisi di lapangan, sementara Pemprov Jatim terus berupaya memberikan solusi konkret untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan di Muncar. (usm/hdl)