Yogyakarta (pilar.id) – PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) menjalin kemitraan dengan BroilerX, perusahaan teknologi yang berkomitmen pada keberlanjutan rantai pasokan makanan. Kolaborasi ini bertujuan untuk mendukung transformasi digital berkelanjutan di sektor peternakan.
Dalam kerangka ini, Amartha akan mengalokasikan dana sebesar Rp 100 miliar untuk mendukung peternak yang merupakan mitra BroilerX, dengan pembiayaan yang berkisar antara Rp 100 juta hingga Rp 700 juta per individu.
Kemitraan strategis ini telah dimulai sejak Juni 2023 melalui inisiatif Kemitraan Partner Farming. Program ini akan melibatkan ratusan peternak yang tersebar di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Tengah, dan Jawa Timur, memberikan mereka peluang untuk memperoleh pinjaman modal kerja dari Amartha.
Adityo Putranto, Kepala Kemitraan Bisnis Amartha, menjelaskan, melalui kolaborasi ini, Amartha memperlihatkan komitmennya dalam mendorong transformasi digital berkelanjutan di pedesaan, khususnya dalam sektor peternakan. Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di bidang peternakan cenderung beroperasi di lingkungan pedesaan, yang belum sepenuhnya terakses oleh layanan keuangan inklusif dan teknologi modern.
“Melalui sinergi ini, peternak dapat merasakan manfaat dari layanan keuangan inklusif yang ditawarkan oleh Amartha dan sekaligus mengadopsi teknologi smart farming yang dipersembahkan oleh BroilerX. Dengan demikian, terbentuklah kemitraan saling menguntungkan yang memadukan teknologi, dengan harapan mewujudkan kesejahteraan yang merata,” jelasnya.
Skema pembiayaan yang diimplementasikan dalam kolaborasi ini berbeda dengan pendekatan tanggung renteng yang biasanya digunakan oleh Amartha untuk mendukung perempuan pengusaha ultra mikro. Para peternak ayam yang terlibat dapat mengajukan pembiayaan untuk memperoleh peralatan ternak berbasis teknologi yang disediakan oleh BroilerX, dengan tujuan meningkatkan kapasitas produksi mereka.
Selain itu, para peternak yang bekerja sama juga diberikan pilihan jangka waktu pembiayaan yang berbeda dari mitra UMKM perempuan Amartha.
Melalui Program Kemitraan Partner Farming, para peternak dapat memilih jangka waktu pembiayaan yang lebih singkat, disesuaikan dengan siklus panen di sektor peternakan, yang berkisar antara 45 hingga 90 hari. Dalam proses penyaluran modal untuk peternak ayam, Amartha memanfaatkan teknologi pemetaan risiko berbasis kecerdasan buatan (AI), yang menghasilkan skor kredit yang akurat untuk setiap peternak.
Sebagai mitra dalam Program Kemitraan Lending Amartha, BroilerX menyajikan beragam produk dan layanan, termasuk program kemitraan untuk peternak, teknologi smart farming atau alat kontrol lingkungan kandang ayam berbasis Internet of Things (IoT), Enterprise Resource Planning (ERP), serta pasokan ayam hidup dan daging ayam.
Prastyo Ruandhito, CEO BroilerX, berpendapat, sebagai pelaku utama dalam sektor peternakan, BroilerX mengakui potensi besar dalam perkembangan sektor ini.
“Kami memiliki keahlian untuk mengembangkan teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas peternakan,” kata Prastyo.
Dikatakan pula, tantangan yang dihadapi peternak tidak hanya terbatas pada produktivitas, melainkan juga akses terhadap sumber daya finansial.
“Seringkali, para peternak telah mempersiapkan diri dengan pengetahuan dan keterampilan, tetapi terkendala oleh ketersediaan modal untuk pertumbuhan mereka. Inilah sebabnya mengapa kolaborasi dengan mitra seperti Amartha, yang memiliki reputasi dalam layanan keuangan inklusif, sangatlah penting,” tambahnya.
BroilerX telah berkomitmen untuk menghadirkan solusi bisnis yang komprehensif, mulai dari penyediaan teknologi pemantauan kondisi kandang hingga proses penjualan hasil panen yang dapat dipantau secara online. Kini, dengan kerja sama bersama Amartha, layanan BroilerX semakin luas dengan tersedianya sumber dana bagi para peternak.
Amartha mengakui bahwa dalam upaya untuk meratakan kesejahteraan, penting untuk mengadopsi aspek transformasi digital yang berkelanjutan.
UMKM di pedesaan membutuhkan dukungan dari berbagai pihak agar mampu mengaplikasikan teknologi digital dalam berbagai aspek, termasuk layanan keuangan, perluasan pangsa pasar, dan peningkatan produktivitas. Dengan demikian, Amartha memberi sambutan positif terhadap peluang kerja sama dengan berbagai pihak yang berdedikasi untuk memajukan UMKM menuju keberhasilan.
“Transformasi digital bagi UMKM di pedesaan merupakan salah satu kunci utama untuk pertumbuhan berkelanjutan. Melalui kolaborasi strategis dengan berbagai institusi, perusahaan teknologi, dan masyarakat secara keseluruhan, Amartha mendorong percepatan transformasi digital di wilayah pedesaan,” tutup Adityo. (ted)