Jakarta (pilar.id) – Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat terpilih menjadi tuan rumah dalam rangkaian forum Internasional Presidensi G20 Indonesia tahun 2022. Jakarta sendiri akan menjadi tuan rumah Urban 20 (U20) Mayors Summit 2022.
Pertemuan ini akan memabahas mengenai solusi dan upaya pemulihan kota pascapandemi. Mereka yang hadir dalam forum tersebut merupakan para pemimpin kota dari berbagai negara di dunia.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan, momentum Urban 20 Mayors Summit dan Presidensi G20 menjadi amat penting karena kota-kota dunia memegang implementasi program yang dicanangkan pemerintah pusat. Maka dari itu, narasi-narasi dari tingkat kota dapat menjadi masukan untuk dibahas lebih lanjut pada forum G20 ke depan.
“Hal ini dikarenakan pemerintah kota memahami betul kondisi lapangan di wilayahnya, sehingga mampu mencari cara terbaik dalam melakukan implementasi aksi atau program pembangunan yang telah direncanakan,” jelas Anies, Kamis (24/2/2022).
Anies kemudian turut memberikan pandangan terkait sumbangsih anak muda di era digital. Anak muda, khususnya yang tinggal kawasan urban, perlu diberikan ruang lebih agar dapat bereksplorasi dengan teknologi digital untuk mengembangkan ide gagasan dan menghasilkan trobosan.
“Salah satu contohnya kami memiliki Jakarta Smart City yang kebanyakan beranggotakan anak muda, hasilnya dapat dilihat dari salah satu aplikasi JAKI yang memenangkan medali emas di ajang ASEAN ICT Awards 2021 untuk kategori Public Sector pada Januari 2022 lalu,” terangnya.
Selain itu, stimulus untuk meningkatkan keterlibatan anak muda juga dilakukan dengan menciptakan ruang ketiga. Ruang tersebut digunakan untuk interaksi, yang kemudian didukung oleh teknologi untuk membuat mereka lebih kreatif dan produktif. Alhasil, hal ini juga mendasari Pemprov DKI untuk terus memperluas jaringan layanan internet gratis untuk semua, melalui JakWifi.
Sejalan dengan hal tersebut, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil memaparkan, digitalisasi selain di kota juga perlu didorong dari desa. Untuk itu, akses teknologi menjadi pendukung program desa digital. Dengan begitu, harapannya dapat memaksimalkan potensi ekonomi di pedesaan.
Menurut Ridwan Kamil, aksesibilitas teknologi di semua pedesaan di Jawa Barat sudah mendukung tercapainya ekosistem Desa Digital. “35 juta warga di Jawa Barat sudah memiliki akses internet dan 80 persen sudah menggunakan handphone. Jadi handphone bukan alat komunikasi lagi, tapi sudah menjadi alat produksi,” tandasnya.
Melalui pemanfaatan teknologi digital dan peran anak muda ini, diharapkan ke depan dapat menjadi bagian dari upaya untuk mempercepat pemulihan ekonomi pascapandemi yang merata, baik secara makro maupun yang berada di level ekonomi mikro. (her/fat)