Sambas (pilar.id) – Salah satu tantangan Kabupaten Sambas dalam upaya menurunkan angka stunting yang kini masih berada di angka 32,6 persen adalah persoalan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang mencari penghidupan di negeri tetangga.
Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Sambas Fahrur Rofi menegaskan jika permasalahan yang dihadapi para TKI akan penanganan stunting masih terus dicarikan solusi penanganannya.
“Tak sedikit TKI asal Sambas yang mencari kerja di Malaysia. Para TKI ini rerata sudah berkeluarga dan memiliki anak. Ketika memutuskan ke Malaysia, anak-anaknya dititipkan pada orang tuanya. Alhasil, asupan gizi anak tak dapat perhatian maksimal,” tutur Wakil Bupati Sambas, Fahrur Rofi, Senin (14/11/2022).
Melihat fenomena ini, tentu bukan sesuatu hal yang baik. Iapun bisa menyimpulkan, jika asupan gizi tidak menjadi perhatian bagi orang tua, bisa memunculkan kasus stunting dikemudian hari.
Selain persoalan keluarga TKI yang mencari pekerjaan di Malaysia dapat menyebabkan kasus stunting. Rofi melihat kondisi geografi di Kabupaten Sambas juga menjadi kendala dalam upaya menurunkan stunting. Meski begitu, ia melihat ini sebagai tantangan yang harus dientaskan bersama.
Rofi melanjutkan, dalam upaya mencegah terjadinya stunting, Pemda Sambas melalui semua dinas bersama-sama melakukan intervensi dari berbagai program. Seperti pemberian bantuan peningkatan gizi untuk anak. Pembentukan TPK menjangkau keseluruh desa, hingga lokakarya dan rembuk stunting.
SK Bupati tentang audit stunting juga sudah terbit dengan desa yang dilokuskan. Bahkan sosialisasi stunting juga sudah dilakukan saat kotbah jumat. “Kita juga sudah MoU dengan Kemenag soal pendampingan catin,” ungkapnya.
Rofi berpesan dalam upaya penurunan stunting, tidak bisa dilakukan sendiri. Oleh sebab itu, OPD jangan ego sektoral. Persoalan penanganan stunting ini merupakan program pemerintah pusat. Sebagai ketua yang ditunjuk untuk menurunkan stunting di Sambas ia mengajak semua lini makin rapat dalam menurunkan stunting di Sambas.
Ditambahkannya soal alokasi anggaran yang berlebih bisa diformulasikan untuk penanganan stunting. “Inikan penggunaannya bisa disesuaikan. Saya juga sudah mengarahkan kades untuk fokus ke penanganan stunting. Utamanya program ketahanan pangan,” tutupnya. (din)